Senin 01 Oct 2018 16:28 WIB

Enam Prioritas Penanganan Gempa dan Tsunami Sulteng

Enam prioritas untuk memudahkan penanganan pascagempa dan tsunami di Sulteng.

Rep: Bayu Adji P / Red: Ratna Puspita
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan enam prioritas untuk memudahkan penanganan pascagempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9). Enam prioritas ini mulai dari penanganan korban hingga pemulihan lokasi bencana.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan prioritas pertama, yakni melanjutkan evakuasi pencarian dan penyelamatan. Ia mengatakan, beberapa alat berat sudah datang dari Kota Palu.

Sementara, alat berat dari Mamuju, Gorontalo, Poso, dan Balikpapan, sedang dalam perjalanan ke Palu. Ia mengatakan BNPB membutuhkan alat berat dari luar daerah karena daerah terdampak luas sedangkan sumber daya manusia masih terbatas.

"Itu (alat berat) diperlukan untuk membantu evakuasi, apalagi korban tertumpa bangunan, longsor dan lumpur," kata dia di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (1/10).

Prioritas kedua, ia melanjutkan, melakukan pemakaman jenazah. Menurut dia, kondisi jenazah yang diperkirakan sudah tiga hari telah mengeluarkan bau tak sedap.

photo
Suasana prosesi pemakaman massal korban gempa tsunami palu di Poboya, Mantikulore, Palu, Senin (1/10). (Antara)

Ia mengatakan, pemakaman massal sudah dilakukan pada Senin (1/10) di TPU Paboya, Kota Palu. Jenazah yang akan dimakamkan sudah diidentifikasi cepat dengan mengambil gambar wajah dan ciri-ciri tubuh korban karena tak memungkinkan untuk melakukan identifikasi lengkap.

"Sudah digali 1.000 lubang. Kami lakukan sesuai protap (prosedur dan ketetapan), seperti dilakukan di Aceh (2004) juga erupsi Merapi (2010)," kata dia.

Ketiga, Sutopo melanjutkan, percepatan pemulihan jaringan listrik. Ia mengatakan, hingga saat ini ada empat kabupaten/kota yang kondisi listriknya masih padam. Akibatnya, tim kesulitan melakukan penanganan pada korban dan pengungsi.

Menurut dia, saat ini sebanyak 216 personel PLN masih melakukan perbaikan gardu induk dan jaringan listeim. Selain itu, sebanyak delapan genset PLN sudah diterbangkan dengan pesawat Hercules TNI AU pada Senin (1/10) pagi, untuk disebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

"Diharapkan dua hari ke depan, listrik sudah bisa dialirkan secara maksimal," kata dia.

photo
Warga mengantre untuk mengambil BBM yang didapat dari tangki penyimpanan bahan bakar di SPBU, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9). (Antara)

Selain itu, prioritas lainnya adalah percepatan pengadaan BBM untuk genset rumah sakit dan operator seluler. Sementara ini, pasokan diambil dari terminal BBM di Poso, Mountong, Toli-Toli, dan Pare-Pare. 

Ia menyebutkan, 10 mobil tangki BBM dari Pare-Pare sudah tiba di Kota Palu pada Senin (1/10) dan satu tangki mobil avtur diarahkan ke Bandara Palu. "Masih ada mobil tangki dalam perjalanan ke Palu dan Donggala. Pertamina juga telah menerbangkan 4.000 solar dengan pesawat," kata dia.

Sutopo menjelaskan, prioritas kelima, yakni distribusi logistik kepada pengungsi. Menurut dia, saat ini logistik terus berdatangan dari pesawat Hercules dan jalur darat. Sementara, logistik yang berada di Gudang Bandara Palu sebagian sudah dibagi ke pengungsi.

Ia mengakui, ada penyetopan kendaraan logistik dari Sulawesi Barat ke Kota Palu karena gempa juga terjadi di Mamuju. Karena itu, masyarakat melakukan penyetopan kendaraan untuk mendapatkan banuan.

"Pengungsi banyak yang mengantre untuk dibagikan. Dalam mekanismenya dikawal polisi," kata dia.

Sutopo menjelaskan, prioritas terakhir yang harus dilakukan adalah mempercepat perbaikan jaringan komunikasi. "Ini semua fokus kita," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement