REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyampaikan duka mendalam terhadap bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. TKN mengimbau supaya semua pihak mengutamakan solidaritasnya membantu korban bencana.
TKN pun menekankan agar lokasi bencana tidak dijadikan ajang kampanye. ”Tidak saatnya berpolitik tapi bersama bantu saudara,” kata Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni pada wartawan di Posko Pemenangan jalan Cemara, Senin (1/10).
Raja Juli pun mengapresiasi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyarankan agar kampanye di Sulteng dihentikan. “Gagasannya sama dengan TKN. Tinggalkan kompetisi politik. Sama-sama cari kebajikan dengan tolong menolong korban," kata dia.
Foto dari udara menggunakan kamera drone memperlihatkan sebuah masjid yang roboh dan bangunan sekitarnya hancur di Palu, Sulteng, Ahad (30/9).
Menurut dia, usulan SBY menunjukan presiden RI ke-6 tersebut memiliki sikap sebagai negarawan. Tidak hanya soal bencana, SBY juga memperlihatkan sikap sebagai negarawan ketika menegur politikus Partai Demokrat Andi Arief karena unggahan di media sosial yang tidak sesuai.
Raja Juli mengatakan sikap SBY menunjukan sikap oposisi yang baik. "SBY puji jokowi. Ini contoh oposisi baik tidak hanya asbun (asal bunyi)," ujar sekjen PSI tersebut.
Juru Bicara TKN Irma Suryani Chaniago menambahkan bencana sepatutnya dimaknai sebagai penderitaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, ia mengatakan, TKN memutuskan tidak berkampanye di lokasi bencana.
Tidak hanya di Palu dan Donggala, TKN juga tidak berkampanye di Lombok yang masih dalam tahap pemulihan pascagempa lalu.
Baca Juga: SBY Saran Hentikan Kampanye di Sulteng, Oso: Ikuti Mekanisme
Irma menyarankan semua pihak fokus membantu korban bencana. "Bencana di sana jadi derita semua rakyat. Jangan dijadikan kampanye di lokasi-lokasi itu. Jangan jadi alat politik sehingga apa yang mesti dilakukan itu memulihkan yang kena bencana," kata dia.
Namun, politikus Nasdem tersebut mengingatkan semua pihak agar tak berburuk sangka atas kunjungan Presiden Joko Widodo ke wilayah bencana. Menurutnya, kunjungan itu sebatas bentuk kepedulian pemimpin pada rakyatnya.
Ia menyatakan kunjungan tersebut bukan sebagai kampanye. "Presiden ke sana bantu pulihkan Palu, Donggala. Jangan pernah musibah sebagai arena politik praktis. Harus ada empati dan moral bersama," kata dia.
Suasana prosesi pemakaman massal korban gempa tsunami palu di Poboya, Mantikulore, Palu, Senin (1/10). (Antara)
Sebelumnya, SBY melalui video yang dirilis di media sosial pada Ahad (30/9) menyarankan agar kampanye di Sulteng dihentikan sementara. Ia menilai saat ini saatnya semua pihak bersatu.
SBY mengimbau agar semua pihak mengutamakan membantu pemerintah dan masyarakat yang terkena musibah. SBY mengatakan, meskipun dampak yang diakibatkan gempa Palu tidak sebesar di Aceh dan Nias, tetapi gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah telah memakan korban cukup banyak.
“Karena itu, tindakan cepat Presiden Jokowi untuk berkunjung ke daerah bencana saya nilai tepat," kata presiden ke-6 RI tersebut.