Jumat 28 Sep 2018 08:23 WIB

Naiknya Suku Bunga Acuan dan Dampaknya ke Ekonomi

Kenaikan suku bunga acuan BI ini berdampak pada sektor ekonomi lainnya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (27/9).
Foto:
Kantor The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat

Lanjar mengatakan, kenaikan suku bunga menjadi salah satu strategi untuk menahan arus modal keluar. "Terutama, setelah the Fed menaikkan suku bunganya," kata Lanjar. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslani menilai, kenaikan suku bunga acuan berdampak terhadap biaya dana para pengusaha. Untuk mengantisipasinya, dibutuhkan strategi jangka panjang dan komprehensif.

Salah satu strategi itu adalah mencari alternatif pembiayaan, yaitu melalui pasar modal. "Jadi, pengusaha tidak hanya fokus pada perbankan, sehingga tidak bergantung pada suku bunga acuan ini," kata Rosan.

Para pengusaha maupun investor, jelas Rosan, akan sangat mempertimbangkan faktor permintaan dalam melakukan ekspansi usaha. Jika permintaan rendah, investasi akan ditahan.

Tetap ketat

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, posisi kebijakan moneter BI masih hawkish atau cenderung menaikkan suku bunga untuk menjaga stabilitas. Hal ini diperlukan karena mempertimbangkan masih kencangnya tekanan ekonomi global.

"Kita berusaha preemptive (antisipasi) dan ahead of the curve (selangkah lebih maju). Semua ini akan sangat bergantung dengan dinamika ekonomi global dan domestik," kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin.

Sepanjang tahun ini, BI sudah lima kali menaikkan suku bunga. Kecenderungan untuk memperketat kebijakan moneter BI, menurut Perry, diperlukan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan yang pada kuartal II 2018 mencapai tiga persen dari produk domestik bruto (PDB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement