Kamis 27 Sep 2018 07:48 WIB

Ngurah Rai Resmi Operasikan Apron Baru

Perluasan dilakukan di dua apron, sisi barat dan timur.

Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (18/9).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek perluasan apron Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mulai mengoperasikan dua apron baru setelah menjalani verifikasi dari Kementerian Perhubungan untuk mengakomodasi lalu lintas penerbangan menjelang pertemuan IMF dan Bank Dunia, Oktober 2018. Verifikasi dan evaluasi final meliputi proses verifikasi di apron barat dan apron timur dengan pengukuran kekuatan apron.

"Setelah dievaluasi tahap akhir maka apron sudah layak digunakan," kata Co-General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Sigit Herdiyanto di Denpasar, Kamis (27/9). Petugas verifikasi itu berasal dari sejumlah tim dari beberapa instansi yakni Inspektorat Navigasi Penerbangan, Subdirektorat Standardisasi Bandar Udara, Subdirektorat Peralatan dan Utilitas Bandar Udara serta perwakilan dari Direktorat Keamanan Penerbangan.

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-2622 rute Pudong Shanghai-Denpasar menjadi maskapai pertama yang menggunakan apron barat Bandara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (26/9). Pesawat itu berhenti parkir pada lajur nomor 57 sekitar pukul 09.20 Wita dengan membawa 98 penumpang.

Di apron timur seluas 4,1 hektare itu, pesawat Garuda Indonesia perdana parkir pada lajur nomor 61 pukul 11.41 Wita. Maskapai nasional dengan nomor penerbangan GA-727 rute Perth-Denpasar itu membawa penumpang 160 orang.

Untuk jangka pendek yakni memenuhi kebutuhan pertemuan IMF dan Bank Dunia, apron barat dikerjakan dengan cara mengurug lahan perairan seluas 8 hektare karena terbatasnya lahan. Jangka panjangnya, pengelola bandara itu juga tengah mengurug lahan perairan apron barat seluas 35,75 hektare.

Perluasan dua apron tersebut membuat konsekuensi di antaranya pemindahan gedung VVIP di sebelah barat ke sebelah timur, pemidahan gedung Base Ops Pangkalan Udara Ngurah Rai dan pengelolaan limbah. Total anggaran untuk investasi pengembangan fasilitas itu mencapai sekitar Rp 2,2 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement