REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, berita hoaks dan fitnah adalah kejahatan peradaban. Berita itu membunuh peradaban yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
"Politik sejatinya adalah membangun peradaban dan memerdekakan manusia Indonesia. Berita hoaks saat ini marak, itu antikemanusiaan. Berita hoaks dan fitnah itu menutup kebenaran dan membunuh peradaban," kata Hasto, saat menerima kunjungan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Rabu.
Pada kesempatan tersebut Hasto Kristiyanto didampingi antara lain Ketua Bappilu PDI Perjuangan Bambang DH, pengurus ormas Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), serta sejumlah caleg PDI Perjuangan untuk DPR RI, yakni Kapitra Ampera, Putra Nababan, dan Rahmat Sahid. Sedangkan, dari Mafindo hadir Ketua Mafindo Setiaji Eko Nugroho serta Pegiat Mafindo Ratih Ibrahim dan Dewi.
Menurut Hasto, PDI Perjuangan adalah partai yang paling sering menerima fitnah dan berita hoaks. Namun PDI Perjuangan, kata dia, tidak akan meniru cara-cara tidak beradab yang dilakukan para penyebar fitnah dan hoaks tersebut.
"Pesan dari Ketua Umum Ibu Megawati agar kita menanggapi fitnah dan hoaks dengan senyuman," katanya lagi.
Hasto menegaskan, PDI Perjuangan tidak ahli mengungkap keburukan dan kabar bohong orang lain, serta tidak akan pernah mengambil keuntungan dari yang namanya fitnah dan hoaks.
Sebaliknya, kata dia, PDI Perjuangan terus mengajak masyarakat secara luas dan kader partai secara khusus, untuk menggunakan cara-cara beradab dalam berpolitik.
"Kepada para kader kita selalu mengedepankan tindakan positif, karena tindakan positif akan menghasilkan persepsi positif, serta habit positif akan melahirkan kultur yang positif," ujar Hasto pula.
Komisioner Mafindo Ratih Ibrahim menyatakan, PDI Perjuangan adalah partai pertama yang dikunjungi untuk bersama-sama melawan fitnah dan hoaks. Ratih menegaskan, hoaks adalah racun. "Jika masyarakat terus-menerus mengkonsumsi racun maka akan menjadi sakit. Sebaliknya, tanpa hoaks, masyarakat akan menjadi objektif dan sehat-sehat," kata Ratih.
Pada kesempatan itu, Mafindo juga memaparkan sejumlah fitnah dan hoaks yang pernah menyerang PDI Perjuangan. Fitnah dan hoaks dilakukan dengan beragam konten, mulai dari teks, gambar, hingga video.