Selasa 25 Sep 2018 12:07 WIB

SOS: Kasus Tewasnya Haringga Paling Mengerikan

Tindakan keji terhadap Harlingga itu dibiarkan di hadapan banyak orang.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Elba Damhuri
Warga RT 13 RW 15 dan anggota Jakmania menggelar pengajian di gang depan rumah Haringga, Cengkareng, Jakarta Barat. Senin (24/9).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Warga RT 13 RW 15 dan anggota Jakmania menggelar pengajian di gang depan rumah Haringga, Cengkareng, Jakarta Barat. Senin (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID  Wawancara dengan Akmal Marhali, Ketua LSM Save Our Soccer (SOS)

Apa yang harus dilakukan PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), dan Kemenpora terkait insiden pengeroyokan suporter di GBLA, Ahad (23/9)?

Bentuk tindakan atau hukuman yang bisa dilakukan adalah pengurangan poin (klasemen). Kalau perlu juga melakukan moratorium.

Moratorium pertandingan antara klub yang berpotensi rusuh antarsuporter atau penghentian kompetisi?

Moratorium kompetisi. Kompetisi harus dihentikan agar semua pihak saling introspeksi dan memperbaiki.

Apakah moratorium itu tidak merugikan sepak bola Indonesia?

Melihat kekejaman yang dilakukan, sudah patut diputuskan moratorium untuk kompetisi sepak bola Indonesia. Nyawa tak sebanding dengan sepak bola.

Apalagi, tindakan keji itu dibiarkan di hadapan banyak orang. Melebihi kejadian di lubang buaya saat aksi penculikan para jenderal dalam tragedi Gestapu, 30 September 1965.

SOS menyampaikan tewasnya Haringga Sirla sebagai korban ketujuh yang melibatkan klub Persija dan Persib, bagaimana dengan insiden lain?

Ya. Dalam catatan saya, sejak 2012 ada tujuh kasus suporter tewas yang melibatkan Persija dan Persib. Kasus Haringga di GBLA ini yang paling mengerikan.

Dalam kasus lainnya, saya mencatat ada lebih dari 70 kasus tewasnya suporter yang melibatkan klub-klub lainnya di seluruh Indonesia sejak 1994. Dan kasus tewas suporter ini akan terus berulang jika tidak ada perbaikan.

Kasus tewasnya suporter ini bertalian dengan hukum karena menyebabkan hilangnya nyawa. Apa perlu pemberian sanksi pidana?

Korban nyawa di sepak bola terus terjadi akibat pembiaran selama ini. Tidak ada tindakan tegas dan aksi nyata dari pemerintah, PSSI, kepolisian, dan aparat penegak hukum lainnya. Klub, bahkan membiarkan suporter itu sendiri. Akhirnya berulang terus bak tradisi.

Bagaimana Anda melihat penegakan hukum dari banyaknya kasus tewasnya suporter selama ini?

Seharusnya kita mendorong sama-sama agar penindakan kasus kerusuhan sepak bola ini terang benderang dan diselesaikan secara hukum. Memang ada beberapa kasus tewasnya suporter yang pelakunya dipidana. Namun, tidak terekspos oleh media sehingga tidak menjadi pelajaran dan efek jera.

(ed: satria kartika yudha)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement