REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai debat Capres-Cawapres harus tetap ada. Tahapan tersebut menjadi sarana pembuktian originalitas gagasan milik para calon pemimpin bangsa.
"Tahapan debat ini, tidak bisa diganti dengan sumbang saran seperti yang diusulkan Pak Sandiaga Uno karena nilainya juga berbeda," ujar Dedi, kepada Republika, Senin (24/9).
Jika tidak ada tahapan debat, bagaimana calon pemimpin ini akan tahu atas solusi dari sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat. Apalagi, forum debat ini dibuat untuk melahirkan gagasan terbaik dari berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Dedi, kebiasaan yang harus diubah itu bukanlah debat Capres-Cawapres, melainkan kegemaran tim kandidat yang sering mengerahkan para pendukung ke arena debat. Ia menilai kehadiran para pendukung ini bisa diminimalisasi.
"Debat, biasanya disiarkan langsung melalui televisi nasional. Media lainnya meliput jalannya debat. Makanya, para pendukung ini lebih baik menonton debat di rumah masing-masing saja," ujarnya.
Kalaupun harus ada yang menonton di arena debat, seharusnya di atur. Yang masuk arena, harus berasal dari kalangan yang memiliki kualifikasi pengetahuan cukup. Mereka yang terdidik dan mengerti tentang tema dan konten yang diperdebatkan oleh kandidat.