Senin 24 Sep 2018 16:31 WIB

Generasi Muslim Tanpa Masjid Ikut Warnai Pilpres

Mereka belajar Islam bukan dari lembaga formal melainkan dari media massa.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
YouTube Semangat Ramadhanmu
Foto: Republika/Yudha
YouTube Semangat Ramadhanmu

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi prayitno menyoroti munculnya kelompok generasi Muslim tanpa Masjid belakangan ini. Menurut dia, generasi ini akan ikut memainkan peran pada Pilpres 2019.

Seperti apa generasi Muslim tanpa masjdi itu? Ia mencirikan mereka mayoritas dari kalangan milenial atau berusia 17 hingga 35 tahun. Kelompok tersebut, kata dia, belajar Islam bukan dari lembaga formal melainkan dari media massa.

"Belajar agama dari Youtube, film, dia yakini sebagai suatu kebenaran," katanya pada wartawan dalam diskusi di Jakarta, Senin (24/9).

Padahal menurutnya, kehadiran lembaga formal pendidikan Islam menciptakan edukasi dua arah. Dengan begitu, pendidikan Islam tak dipelajari secara sepihak tanpa masukan dari pengajar atau ulama. "Ada dialektika di sekolah. Justru pemuda belajar Islam lewat video cenderung lebih ekstrem," ucapnya.

Di sisi lain, ia menilai pilihan politik kelompok itu lebih sulit diprediksi. Bahkan ia tak memungkiri pilihan politik kelompok tersebut baru bisa terungkap jelang waktu akhir pemilihan. "Preferensi politik beda, cenderung liar. Tentukan pilihan jelang menit terakhir," ujarnya.

Ia mengakui kelompok tersebut akan memberi warna pada Pilpres. Tetapi untuk seberapa besar pengaruhnya, ia merasa jumlahnya tak begitu signifikan untuk saat ini.

"Pengaruhnya tidak signifikan karena mereka biasanya di kota. Mereka well educated. Paling enggak sampai 10 persen. Enggak semua fokus politik, ada yang antipolitik," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement