Senin 24 Sep 2018 15:41 WIB

Cara Kubu Prabowo-Sandi Hindari Kampanye Hitam

Dahnil jamin relawan juga tak memainkan isu SARA, sebaliknya memuat narasi gembira.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: Republika/Sri Handayani
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) selaku pengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Solahudin Uno berkomitmen melakukan kampanye damai pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Koordinator Juru Bicara KIAM Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan cara melakukan kampanye damai, yakni menghindari kampanye hitam.

Dahnil menjelaskan komitmen kampanye damai tersebut dengan cara menebar semangat demokrasi yang menggembirakan, tanpa memuat narasi Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) dan politik identitas. “Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mematuhi hal tersebut,” kata Dahnil saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (24/9).

Dahnil juga percaya relawan Prabowo-Sandi tidak akan memainkan kampanye hitam pada Pilpres 2019. Ia menilai masyarakat sudah dewasa dengan perbedaan pilihan politik sehingga tidak mudah diprovokasi.

Dahnil mengatakan para relawan atau pendukung Prabowo-Sandi mewujudkan kampanye damai tersebut dengan menyampaikan pesan-pesan menggembirakan. Ia menjelaskan pesan menggembirakan seperti para relawan Prabowo-Sandi menggunakan akronim atau singkatan lucu.

Misalnya, ia menyebutkan, ada pepes alias partai emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi dan BEM alias Barisan Emak-Emak Militan. "Justru yang kami khawatir justru apabila ada politisasi terhadap aparatur hukum,” kata Dahnil.

Dahnil mengingatkan politisasi aparat hukum seperti kepolisian, kejaksaan, dan Badan Intelijen Negara (BIN) bisa berdampak buruk. Bahkan, ia mengatakan, tindakan tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi demokrasi. 

Pada Ahad (23/9) kemarin, para peserta pemilihan umum (Pemilu) 2019 telah mengikuti Deklarasi Kampanye Damai di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu menandakan dimulainya masa kampaye, termasuk kontestan pemilihan presiden (pilpres). 

Kedua kubu juga telah menyampaikan ajakan kampaye secara damai kepada para relawannya yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto mengakui, kubunya kerap dituduh membawa isu SARA dalam berpolitik.

Prabowo juga menyebutkan kelompok pendukungnya juga dibingkai sebagai pihak yang selalu membawa sentimen SARA. Namun, Prabowo membantahnya dengan menegaskan bahwa koalisinya tidak memainkan unsur SARA dalam berpolitik. 

Prabowo justru mengklaim, tidak menutup kemungkinan koalisinya lebih Pancasilais dibanding kubu lawan. “Kita sudah di-framing, kita ini yang SARA, padahal mungkin lebih Pancasilais dari yang lain lain. Pribadi saya, saya tidak pernah mau menonjolkan," kata dia.

Prabowo juga menceritakan pengalamannya di dunia militer yang terkait dengan SARA. Saat masih di militer, Prabowo mengaku memiliki anak buah nonmuslim, dan gugur untuk membela negara. 

Dari peristiwa tersebut, dia sangat memahami keberagaman. Bahkan sejak muda, dia bersumpah mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila beserta Undang-Undang Dasar 45. 

"Jadi saya yang paling paham bahwa Indonesia memang harus berdiri bersatu, semua agama, semua suku, semua ras semua etnis harus bersatu, harus hidup rukun dan damai," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement