REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kondisi warga terdampak gempa yang hingga kini tinggal di tenda pengungsian rawan terjangkit penyakit pascagempa. Programmer Pencegahan Penyakit bagian Aids, TBC, Malaria, Puskesmas Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Sukarno mengatakan, bantuan yang hendak disalurkan sebaiknya berupa hal-hal yang bermanfaat bagi pelayanan kesehatan bagi para pengungsi.
Ia menyampaikan, rekannya dari Ikatan Alumni SMKN 26 Pembangunan Jakarta awalnya hendak menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa di Lingsar berupa pompa air. Dari pengamatannya di lapangan, kebutuhan air sudah relatif baik. Sukarno menyarankan bantuan diberikan dalam bentuk tenda dan matras untuk digunakan para pasien TBC yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lingsar.
"Dari sisi kesehatan penyakit bersumber wabah pasti akan meningkat. Kami punya pasien 14 TGC paru di wilayah Puskesmas Lingsar yang tersebar di delapan desa," ujar Sukarno kepada Republika.co.id di Lombok Barat, NTB, Senin (24/9).
Sukarno menyebutkan, 13 pasien sudah terjangkit TBC sebelum bencana melanda, dan satu pasien dinyatakan positif TBC begitu gempa melanda. "Kalau dia tinggal satu tenda berpotensi menyebarkan melalui pernafasan, makanya saya inisiatif kalau bisa kirim tenda biar bisa isolasi pasien," lanjutnya.
Ikatan Alumni SMKN 26 Pembangunan Jakarta akhirnya mengirimkan 20 tenda beserta matras yang digunakan untuk masing-masing pasien TBC. Enam tenda yang tersisa sebagai stok untuk berjaga-jaga manakala ada penambahan pasien yang terjangkit penyakit serupa. Sukarno menjelaskan, penyebaran wabah TBC memang tidak seagresif wabah malaria. Namun hal ini tetap harus dilakukan antisipasi
"Masing-masing pasien satu tenda, dilarang digunakan keluarganya yang lain, ini tindakan protektif, karena menyebarnya melalui percikan dahak apalagi kalau tinggal satu tenda dalam jangka waktu lama, kemungkinan tersebar," kata dia.
Baca juga: Gubernur Minta Kejelasan Dana Bantuan Gempa Lombok ke Pusat