REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman melalui program dana keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar perhelatan akbar bertajuk "Festival Garis Imaginer Tahun 2018". Gelaran selama tiga hari berturut-turut mulai 22 hingga 24 September 2018 ini dipusatkan di kawasan Jembatan Baru Gemawang Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta.
"Festival Garis Imaginer ini terdiri atas tiga kegiatan yang berupa pawai seni dari 17 kecamatan se Kabupaten Sleman, festival jathilan antar kecamatan se Kabupaten Sleman, dan pentas seni unggulan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara di Slemam, Ahad (23/9).
Menurut dia, pawai seni yang diikuti 17 kontingen dari seluruh kecamatan se Kabupaten Sleman dilaksanakan pada Sabtu 22 September 2018 mulai jam 12.30 WIB di sepanjang ruas jalan Monjali berlangsung sangat meriah.
"Kemudian festival jathilan antarkecamatan se Kabupaten Sleman dilaksanakan dua hari berturut mulai Ahad (23/9) mulai jam 10.00 hingga 16.00 WIB," katanya.
Ia mengatakan, festival jathilan antarkecamatan ini memperebutkan hadiah sebesar Rp 21 juta dan trofi, dengan perincian Pernyaji Terbaik I Rp 6 juta, Terbaik II Rp 5 juta, Terbaik III Rp 4 juta, Terbaik IV Rp 3,25 juta dan Terbaik VI Rp 3 juta," katanya.
Adapun jadwal pementasan dalam rangka Festival Jathilan Antarkecamatan se Kabupaten Sleman, hari pertama Ahad 23 September 2018 meliputi Kecamatan Kalasan, Mlati, Depok, Seyegan, Turi, Ngemplak, Berbah, Ngaglik, dan Kecamatan Sleman.
Hari kedua Senin 24 September 2018 meliputi Kecamatan Gamping, Godean, Minggir, Moyudan, Tempel, Pakem, cangkringan dan Prambanan.
"Sedangkan pentas seni unggulan meliputi Parade Dagelan Mataram dilaksanakan Sabtu 22 September 2018 mulai pukul 19.30- 22.30 WIB, wayang orang tiga generasi pada Minggu 23 September 2018 mulai pukul 19.30-22.30 WIB, dan wayang kulit tiga generasi pada Senin 24 September 2018 mulai pukul 19.30-22.30 WIB.
Aji mengharapkan perhelatan Festival Garis Imaginer yang kedua kalinya ini dapat dijadikan sebagai ajang apresiasi, ekspresi, revitalisasi serta sebagai tontonan yang bernuansa budaya lokal yang perlu terus dilestarikan dan dikembangkan. Diharapkan dengan kesadaran masyarakat untuk terus mencintai budaya sendiri akan dapat mewujudkan karakter luhur bagi masyarakat dan generasi budaya di tengah-tengah peradaban global.
"Diharapkan nantinya akan mewujudkan masyarakat Sleman yang berbudaya sekaligus untuk memperkokoh keistimewaan DIY," katanya.