Sabtu 22 Sep 2018 10:45 WIB

Perludem: Kedaulatan Pemilih Terwujud Jika tak Ada Hoaks

Tidak legitimate kalau memilih dengan didasari informasi yang tidak jujur.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menuturkan kedaulatan memilih bagi para pemilih di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 bisa terwujud jika tidak ada hoaks. Termasuk, ia menambahkan, tidak ada berita fitnah, informasi bohong dan sejenisnya.

"Karena itu sangat mengganggu esensi dalam menjalani kedaulatan rakyat dalam memilih. Kedalautan rakyat itu bisa dilakukan kalau pemilih kita bisa secara bebas memilih," kata dia dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).

Titi mengatakan, hoaks sangat berbahaya sehingga membuat para pemilih menjadi kehilangan legitimasi. Padahal, menurutnya, yang terpenting itu adalah legitimasi terhadap para pemilih. 

"Tidak legitimate kalau memilih dengan didasari informasi atau pertimbangan yang tidak bebas atau dari informasi yang tidak jujur," tutur dia.

Orisinalitas para pemilih dalam menggunakan hak pilihnya, kata Titi, harus diikuti dengan penerimaan informasi yang benar dan jujur. Hal ini sesuai dengan asas pemilih yang harus berlangsung secara rahasia, jujur adan adil. 

"Jujur dan adil bagaimana, yaitu bebas membuat keputusan," kata dia.

Masa kampanye Pemilu 2019 segera dimulai pada Ahad (23/9). Pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno pun telah mendapatkan nomor urut untuk berkontestasi di Pilres 2019. 

Jokowi-Kiai Ma'ruf mendapatkan nomor urut 01 sementara Prabowo-Sandi mendapat nomor urut 02. Kedua capres menyerukan pemilu damai dalam pidatonya saat pengambilan nomor urut di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (21/9) malam. 

Jokowi yang diberikan kesempatan pertama untuk memberikan pidatonya oleh KPU berharap Pilpres 2019 betul-betul dijadikan sebagai ajang pesta demokrasi. Jokowi ingin Pilpres 2019 diisi dengan hal-hal yang bersifat mendidik masyarakat dalam berpolitik. 

Jokowi ingin masyarakat semakin dewasa dalam berdemokrasi. "Dalam kontestasi ini, mari kita beradu gagasan, adu prestasi, dan adu rekam jejak," kata Jokowi.

Prabowo menyerukan kepada masyarakat Indonesia untuk melaksanakan pemilu presiden dengan sejuk, damai, dan semangat kekeluargaan. Prabowo juga mengajak warga untuk mencari pemimpin terbaik bagi bangsa dan bukan mencari kesalahan dan kekurangan masing-masing.

"Saya berharap semua pihak selalu bersikap tenang, bersikap tidak emosional, menahan diri dan mari kita menyongsong proses demokrasi dengan baik dan tenang," kata Prabowo Subianto dalam pidato sambutannya usai mengbil nomor urut di kantor KPU, Jumat (21/9) di Jakarta Pusat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement