Selasa 18 Sep 2018 00:41 WIB

TKN Jokowi-Ma'ruf Komitmen Hindari Narasi Negatif

'Kami tetap tidak akan tergoda untuk melakukan hal yang negatif.'

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sekertaris  Tim Kampanye Nasional  Jokowi-Ma'ruf  Hasto  memberikan keterangan kepada media saat menghadiri deklarasi Barabaja memberikan   dukungan terhadap bakal calon presiden Joko Widodo dan Maaruf Amin di Rumah Aspirasi, Jakarta, Ahad (16/9).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sekertaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Hasto memberikan keterangan kepada media saat menghadiri deklarasi Barabaja memberikan dukungan terhadap bakal calon presiden Joko Widodo dan Maaruf Amin di Rumah Aspirasi, Jakarta, Ahad (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyatakan timnya berkomitmen tidak memakai narasi negatif dalam masa kampanye Pilpres 2019. Menurutnya narasi seperti itu hanya akan memecah belah masyarakat.

“Kami tetap tidak akan tergoda untuk melakukan hal yang negatif. Kami percaya bahwa membangun Indonesia Raya harus disertai dengan gagasan yang positif,” kata Hasto di Jakarta, Senin (17/9).

Ia mengatakan, semangat positif juga akan ditebarkan dalam Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2018. Presiden Joko Widodo ingin pula membuktikan diri sebagai pemimpin yang mendengarkan aspirasi dari kalangan umat Islam, khususnya kaum santri.

Bukti itu diharapkan menghindarkan kontestasi pilpres dari serangan isu-isu hoaks yang berujung pada isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Menurut Hasto, hal-hal negatif seperti itu sulit mendapat tempat di hati rakyat.

Ijtima Ulama II yang digelar oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) pun diharapkannya tidak akan menggiring masyarakat kepada isu agama dalam menentukan pasangan capres-cawapres yang dipilih. “Bagi kami yang terpenting adalah bahwa saat ini ada seorang Ulama yakni Kiai Ma’ruf yang dipilih secara langsung oleh Pak Jokowi. Kiai Ma’ruf ditempatkan di posisi yang terhormat,” ujar dia.

Hasto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDIP menekankan pula, pihaknya pun tidak akan menggunakan cara-cara politik identitas. Berkaca dari Pilpres 2014, cara-cara politik identitas menurutnya berdampak sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Komitmen untuk menghindari narasi negatif selama kampanye, kata dia, diawali dengan membangun kader partai dan relawan yang militan.

Ia mengklaim, seluruh jajaran partai dan relawan Jokowi-Ma’ruf tengah dimatangkan agar menjunjung tinggi etika politik yang membangun peradaban. “Kami melahirkan watak-watak yang bisa menyelesaikan masalah rakyat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement