Selasa 18 Sep 2018 07:15 WIB

Kekuatan Militer Jadi Unsur Penting dalam Revolusi Industri

Revolusi industri 3.0 masiih berlangsung sampai sekarang.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bergegas untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).
Foto: Republika/Prayogi
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bergegas untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekuatan militer merupakan salah satu unsur penting bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi perkembangan tatanan dunia baru, yang diwarnai dengan era revolusi industri 4.0. Itu karena kekuatan militer terkait dengan permasalahan teknologi.

"Tentunya kekuatan militer menjadi salah satu unsur penting karena permasalahan teknologi telah merubah seluruh tatanan strategi militer maupun Polri," jelas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangan persnya belum lama ini.

Hal itu Hadi katakan di hadapan para taruna-taruni tingkat tiga pada acara makan siang bersama dalam rangka Reuni TNI-Polri Angkatan 1986 di Akademi Militer Magelang (Akmil), Jawa Tengah. Hadi menyebutkan, apa yang ia katakan itu merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh para taruna-taruni Akmil masa kini.

Panglima TNI menyampaikan, kehadiran para Perwira TNI-Polri Angkatan 1986 di Akmil Magelang selain melaksanakan reuni, juga ingin berbagi pengetahuan mengenai berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh para Taruna-Taruni di masa mendatang.

“Tantangan yang kami hadapi di masa berbakti kami adalah Revolusi Industri 3.0 yang masih berlangsung sampai sekarang," ujarnya.

Ia menambahkan, kehadiran Perwira TNI-Polri Angkatan 1986 juga dalam rangka mempersiapkan para Taruna-Taruni untuk menghadapi Era Revolusi Industri 4.0, termasuk tantangan geopolitik dimasa mendatang. "Hal ini bisa dihadapi apabila para Perwira TNI-Polri terus bersinergi satu dengan yang lain," tuturnya.

Di sisi lain, Panglima TNI menyampaikan, Indonesia termasuk dalam wilayah Indo Pasifik, sehingga memiliki peluang dan tantangan untuk menghadapi perubahan geopolitik. Karena itu, Indonesia perlu menjalin kerja sama dengan negara lain baik hubungan bilateral maupun multilateral.

"Poin yang perlu dibangun Indonesia melalui kegiatan bilateral maupun multilateral,  yaitu sharing informasi dengan negara lain, membangun kapasitas dan kepercayaan dengan negara lain dan membangun interoperabilty kerja sama dengan negara lain,” kata Panglima TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement