Senin 17 Sep 2018 11:08 WIB

Universitas BSI Siap Hadapi Era Revolusi Industri 4.0

Universitas BSI ingin menjadi perguruan tinggi terbesar dengan akreditasi baik.

Transformasi Akademi  BSI menjadi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).
Foto: Dok BSI
Transformasi Akademi BSI menjadi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Akademi Bina Sarana Informatika (BSI) telah resmi bertransformasi menjadi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI). Peresmian ini ditandai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan oleh Kemenristekdikti.

Surat keputusan tersebut diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Ainun Na’im PhD, MBA, kepada Pengurus Yayasan Bina Sarana Informatika, Efiadi Salim yang didampingi Direktur BSI Naba Aji Notoseputro. Acara tersebut dilaksanakan di BSI Convention Center, Jalan  Kaliabang Raya, Bekasi Utara, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (16/9).

Penyerahan surat keputusan ini dilakukan bersamaan dengan rangkaian kegiatan seminar motivasi (Semot) bagi mahasiswa baru UBSI dan disaksikan langsung oleh 9 ribu mahasiswa baru UBSI tahun ajaran 2018/2019.

Penyerahan surat keputusan ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan  Kemahasiswaan, Prof  Intan Ahmad PhD; Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta, Dr Ir Ilah Sailah MS; Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta, Dr M. Samsuri SPd, MT; serta jajaran pimpinan BSI lainnya.

Direktur BSI, Naba Aji Notoseputro mengatakan, perubahaan dari Akademi Bina Sarana Informatika (BSI) menjadi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) ini prosesnya sudah cukup lama dilakukan. Perubahan dilakukan sebagai salah satu kesiapan BSI untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

“Kami menyadari bahwa saat ini BSI telah besar dengan memiliki 24 akademi dan sekolah tinggi, di 25  kampus se-Indonesia. Melihat kondisi saat ini, Yayasan Bina Sarana Informatika berinisiatif untuk menyatukan 21 akademi dari 24 akademi yang dimiliki oleh BSI menjadi satu universitas yang besar,” kata Naba dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (17/9).

Naba menambahkan, upaya penyatuan ini juga sebagai langkah BSI menjadi perguruan tinggi terbesar dengan akreditasi baik. Tidak hanya itu, perubahan juga sebagai upaya dalam menghadapi persaingan di era Revolusi Indutri 4.0. dengan meningkatkan status perguruan tinggi (PT),  kualitas sistem pendidikan serta kompetensi lulusannya.

“Perubahan menjadi universitas ini, banyak manfaat yang akan dirasakan oleh civitas BSI, baik mahasiswa, dosen maupun lulusannya. Awalnya,  setiap akademi berdiri sendiri, saat ini akan dijadikan  satu sistem pengelolaannya. Sehingga, mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) yang berada di daerah maupun di ibukota Jakarta  akan merasakan hak yang sama, baik dari sistem pembelajaran, pengembangan kompetensi, hingga karir yang akan dimiliki oleh lulusan Universitas BSI,” kata Naba.

Naba mengemukakan, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) memiliki  empat fakultas, yakni  Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Komunikasi dan Bahas,  serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

 

Dari empat fakultas tersebut, Universitas BSI memiliki 19 program studi, yakni Teknik Elektro, Teknik Industri, Sastra Inggris, Komputerisasi Akuntansi, Manajemen Informatika, Sekretari, Manajemen Administrasi, Bahasa Inggris, Periklanan, dan Hubungan Masyarakat.

Selain itu, Prodi Penyiaran, Manajemen Perpajakan, Akuntansi, Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen, Ilmu atau Sains Komunikasi, Teknologi Informasi, dan Rekayasa Perangkat Lunak.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement