Ahad 16 Sep 2018 12:29 WIB

Hadiri Ijtima' II, Habiburokhman: Sandi akan Diterima Ulama

Ijtima' GNPF Ulama II digelar pada hari ini di Hotel Grand Cempaka, Jakarta.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (tengah) berbincang dengan pedagang saat mengunjungi Pasar Sindhu di Sanur, Denpasar, Bali, Minggu (9/9).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (tengah) berbincang dengan pedagang saat mengunjungi Pasar Sindhu di Sanur, Denpasar, Bali, Minggu (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan dukungan ulama adalah hal yang penting bagi koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Oleh karena itu, ia menyambut baik diselenggarakannya Ijtima' Ulama II terkait keputusan dukungan para ulama.

"Saya pikir dukungan dari setiap elemen masyarakat penting, apalagi ulama. Ulama adalah sosok panutan masyarakat yang omongannya didengar oleh masyarakat. Jadi tentu dukungan ini sangat menambah rasa percaya diri kami," kata Habiburokhman, ditemui ketika menghadiri Ijtima' Ulama II, di Hotel Grand Cempaka, Ahad (16/9).

Ia menegaskan komitmen kubu Prabowo-Sandiaga adalah merangkul semua masyarakat di Indonesia mulai dari ulama hingga umat beragama lainnya. Pihaknya berharap untuk tidak ada sentimen-sentimen terhadap kelompok tertentu.

"Kita ingin orang-orang yang menyampaikan pendapat tidak dikriminalisasi. Kita ingin demokrasi ditegakkan. Jadi jangan ada, kami tidak ingin ada sentimen tertentu terhadap kelompok tertentu," kata dia menegaskan.

Habiburokhman juga mengatakan, Prabowo-Sandiaga ingin menjaga keamanan bagi seluruh masyarakat, dalam hal ini ulama serta pemimpin agama-agama lain. Ia menegaskan, pihaknya ingin memberikan garansi kepada seluruh masyarakat agar tidak ada kriminalisasi terhadap mereka.

"Tidak ada kriminalisasi terhadap ulama, dan tidak ada kriminalisasi terhadap pimpinan agama lain, umat agama lain. Kita Indonesia adalah milik setiap elemen bangsa, jadi baik mayoritas dan minoritas harus dihormati," kata dia.

Pada Ahad ini, diselenggatakan Ijtima' Ulama II untuk menentukan arah dukungan ulama di Indonesia. Sebelumnya, Ijtima' Ulama I telah dilakukan dan memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Akan tetapi, calon wakil presiden yang direkomendasikan Ijtima Ulama' I yakni Ustaz Abdul Somad dan Salim Segaf Al-jufri belum dapat dipenuhi oleh pihak Prabowo. Oleh karena itu, nantinya akan ditentukan arah dukungan ulama dan diberikan pakta integritas agar dapat dipatuhi oleh pihak Prabowo.

Habiburokhman mengatakan Sandiaga Salahuddin Uno adalah nama yang juga didukung oleh ulama. Hak itu ia katakan berdasarkan Ijtima Ulama yang pernah diadakan di tingkat Provinsi DKI pada Pilkada 2017 lalu.

"Kalau kita ingat, Bapak Sandiaga ini merupakan pemimpin muslim yang pernah direkomendasikan Ijtima' Ulama di level DKI, jadi Pak Sandi bukan orang baru bagi ulama," kata Habiburokhman.

Habiburokhman menegaskan nama Sandiaga juga akan diterima dengan baik oleh ulama. "Karena adanya dinamika politik tidak bisa persis seperti redakional Ijtima Ulama I, namun kami tahu sosok tersebut adalah sosok yang bisa diterima oleh ulama," kata Habiburokhman.

GNPF Ulama akan menggelar Ijtima' Ulama Jilid II di Jakarta pada Ahad (16/9). Dalam acara itu, rencananya akan dihadiri 1.000 ulama dan sejumlah tokoh nasional.

Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak memastikan, bahwa pihaknya bakal menggelar kembali ijtima ulama pada Ahad (16/9). Menurut Yusuf Martak, ijtima ulama jilid II merupakan tindak lanjut daripada hasil rekomendasi sebelumnya yang tidak terakomodir dengan baik oleh partai politik.

Mengingat hasil ijtima ulama yang pertama merekomendasikan Prabowo Subianto-Salim Segaf atau Prabowo-Ustadz Abdul Somad. Namun, kenyataannya Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya.

"Dikarenakan adanya pasangan yang tidak diakomodir oleh paslon yang telah menentukan paslon yaitu bapak Prabowo-Sandiaga. Maka secara mekanisme kami mengadakan ijtima yang kedua, yaitu kita mengembalikan hak pada para ulama dan tokoh nasional," jelas Yusuf Martak saat jumpa pers di Jakarta Selatan, Kamis (13/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement