Jumat 14 Sep 2018 14:06 WIB

Terjerat Sling Baja, Anak Gajah di Riau Dievakuasi

Sling baja dipasang untuk menjerat babi hutan.

Anak gajah dan induknya (ilustrasi)
Foto: FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat
Anak gajah dan induknya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau mengevakuasi anak gajah sumatera liar yang terjerat sling baja di area konsesi hutan tanaman industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) wilayah Mandau, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Evakuasi dilakukan karena kondisinya kian memburuk.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono di Pekanbaru pada Jumat (14/9), mengatakan anak gajah berkelamin betina itu terluka di kaki kanan karena jerat sling baja. Sling tersebut sengaja dipasang untuk menangkap babi hutan.

Ia mengatakan proses evakuasi gajah yang dilakukan Tim Rescue BBKSDA yang dibantu oleh PT RAPP berjalan lancar pada Kamis (13/9). Anak gajah yang kemudian diberi nama 'Intan' itu kini sudah berada di Pusat Latihan Gajah Riau di Minas, Kabupaten Siak.

"Saya menyampaikan apresiasi terhadap tim yang telah bekerja keras dengan hasil maksimal, serta mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran evakuasi anak gajah ini," kata Suharyono. 

Baca juga, BKSDA Rawat Intensif Gajah Terlatih Karena Sakit

Kasus anak gajah terjerat itu bermula dari laporan masyarakat pada 23 Agustus 2018, melalui call center Balai Besar KSDA Riau bahwa ada seekor anak gajah liar yang terperangkap dalam jeratan babi hutan dalam areal konsesi HTI PT RAPP wilayah Mandau, Kabupaten Siak. Pada hari itu juga, tim penyelamat diterjunkan untuk menanganinya. 

Tim berhasil melepaskan jeratan serta melakukan pengobatan pada kaki kanan anak gajah yang terluka tersebut. Gajah yang diperkirakan berusia empat tahun tersebut dilepaskan ke lokasi semula usai diberi pengobatan.

Namun, selama dua pekan pengamatan, anak gajah tersebut hanya berputar-putar di lokasi semula. Sedangkan, kelompoknya telah berada di lokasi lain yang berjarak sekitar 57 kilometer.

"Berdasarkan laporan petugas yang mengamati keberadaan anak gajah, terdapat kecenderungan berat badan satwa makin menurun serta diare yang terlihat dari kotorannya, sehingga dikhawatirkan anak gajah akan semakin memburuk kondisinya," katanya.

Oleh karena kondisi tersebut, katanya, diputuskan anak gajah harus segera dievakuasi dan dibawa ke PLG Riau di Minas untuk pengobatan dan perawatan lebih lanjut. Tim evakuasi dan pengobatan yang dikoordinir Kepala Bidang Wilayah II, Heru Sutmantoro, dengan didampingi sejumlah dokter hewan melakukan evakuasi dengan menggiring menggunakan satu gajah binaan bernama Indah.

Tepat pukul 17.00 WIB pada Kamis (13/9), anak gajah telah naik di atas truk. Evakuasi berjalan lancar dan tiba di Pusat Latihan Gajah Riau di Minas pada pukul 21.00 WIB.

"Selanjutnya akan dilakukan pengobatan lanjutan dan perawatan intensif terhadap anak gajah di PLG Riau di Minas untuk memulihkan kesehatannya," kata Suharyono. 

Pemasangan jerat sling baja, katanya, berbahaya dan sudah dilarang oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pasalnya, hewan sebesar apapun sulit untuk melepaskan diri karena sifat jerat yang makin erat ketika satwa meronta-ronta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement