Kamis 13 Sep 2018 18:40 WIB

Peneliti: Cegah Kekerasan Perempuan Dimulai dari Keluarga

Promosikan kepada keluarga mengenai pencegahan kekerasan kepada anak dan perempuan.

Kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak. (ilustrasi).
Foto: Antara/Herry Murdy Hermawan
Kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Pusat Penelitian Sosial India Dr Ranjana Kumari mengatakan promosi untuk pencegahan dan mengurangi angka tindak kekerasan yang terjadi kepada perempuan harus dilakukan dari lingkungan keluarga di rumah. Caranya, mempromosikan kepada para anggota keluarga mengenai pencegahan kekerasan kepada anak dan perempuan.

Menurutnya perempuan dewasa dan remaja putri di rumah juga harus mengetahui hak-hak yang dimilikinya. Pendidikan dan pelajaran di sekolah juga menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan pencegahan kekerasan kepada perempuan dan anak-anak.

Ia menjelaskan guru di sekolah harus mengajarkan kepada para murid bahwa lelaki dan perempuan memiliki hak yang setara. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk tanggap dan tidak memberikan toleransi terhadap kekerasan kepada perempuan maupun anak-anak dengan melakukan pencegahan bersama-sama.

Baca Juga: Mengadu Perempuan di Kontestasi Politik

"Untuk menghentikan kekerasan baik secara fisik maupun psikis kepada perempuan, kita harus melakukan pendekatan secara holistik mulai dari tingkat keluarga hingga di lembaga pendidikan," ujarnya dalam paparannya saat diskusi panel rangkaian Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum Dewan Perempuan Internasional di Yogyakarta pada Kamis (13/9).

Selain Ranjana, pembicara lain dalam diskusi panel tersebut, yakni Wakil Pemred Metro TV Kania Sutisnawinata, Perwakilan ICW untuk PBB Dr Mohinder Watson, Ketua LSM Komisi Vienna sekaligus anggota NCW USA Dr Sorosh Roshan. Indonesia menjadi tuan rumah Sidang Umum ICW Ke-35 yang diselenggarakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Kementerian BUMN dan didukung oleh 35 BUMN.

Acara ICW bersamaan dengan Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia di Grand Inna Malioboro, Yogyakarta sejak 13-18 September 2018. Dalam rangkaian acara itu dilakukan diskusi panel dan workshop membahas kesetaraan gender, perlindungan hak-hak perempuan, promosi kesetaraan hak, penentangan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pemberdayaan perempuan untuk berperan dalam ekonomi kemasyarakatan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement