Kamis 13 Sep 2018 05:02 WIB

Puluhan Pelajar Semarang Ikuti Kegiatan Pertukaran di Jerman

Dubes Oegroseno berdialog mengenai sejarah persatuan Indonesia.

Sebanyak 25 orang pelajar SMA 5 Semarang saat berdialog dengan Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, Selasa (4/9).
Foto: KBRI Berlin
Sebanyak 25 orang pelajar SMA 5 Semarang saat berdialog dengan Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebanyak 25 orang pelajar SMA 5 Semarang mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Jerman. Kegiatan yang berlangsung selama tiga pekan ini bekerja sama dengan Heinriche-Heine-Gymnasium Hamburg. 

Pekan lalu, para pelajar didampingi pembimbing, Diah Follyati dan Mr Harald Ploss, diaspora Indonesia di Hamburg, berkesempatan melakukan pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno. 

Membuka pertemuan, Diah Follyati menyampaikan, kegiatan pertukaran pelajar ini memasuki tahun yang ke-4, dengan total pelajar yang sudah mengikuti sebanyak 84 orang. Pelajar yang ikut dalam kegiatan ini telah melalui berbagai tahapan seleksi. Tidak hanya dari sisi kemampuan bahasa Inggris akan tetapi juga dari kemampuan akademik. 

“Kami berharap tiket yang mereka miliki untuk sampai di Jerman ini tidak hanya sebagai tiket transportasi dari Indonesia ke Jerman, akan tetapi juga menjadi tiket yang membawa mereka ke masa depan yang lebih baik. Selama di Jerman mereka dilatih untuk bisa meningkatkan interpersonal skill mereka saat berada di lingkungan yang baru. Para pelajar juga ditugaskan untuk mempromosikan potensi Indoensia serta nilai-nilai toleransi kepada komunitas Jerman“, demikian ungkap Follyati.

Sementara itu, Dubes Oegroseno dalam sambutannya mengingatkan para pelajar untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. “Kalian setidaknya telah mempunyai kelebihan yang mungkin tidak banyak dimiliki oleh remaja-remaja Indonesia seusia kalian, yaitu kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Namun untuk meraih kesuksesan dibutuhkan kesungguhan dan perlu menanamkan semangat menyukai apa yang kita kerjakan (work with passion), serta menjaga keseimbangan antara science dan arts“, ujar Dubes Oegroseno. 

Dalam kesempatan pertemuan di KBRI Berlin yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut, Dubes Oegroseno juga berdialog mengenai sejarah persatuan Indonesia yang harus diketahui dan menjadi kebanggaan generasi muda saat ini. Persatuan yang kita miliki saat ini merupakan warisan yang sangat tinggi nilainya, yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Di samping itu, Dubes Havas juga berbagi informasi mengenai perkembangan hubungan bilateral Indonesia dan Jerman saat ini, khususnya terkait potensi dan kerja sama di bidang pendikan.

Mr Harald Ploss, diaspora Indonesia berkewarganegaraan Jerman yang juga sebagai pengusaha kerajinan kayu di Jerman menceritakan kembali awal dirintisnya kerja sama pertukaran pelajar ini. Semula Indonesia tidak masuk dalam nominasi negara yang akan dijadikan mitra kerja sama pertukaran pelajar di Hamburg ini. Namun kemudian dirinya berhasil meyakinkan bahwa Indonesia sangat layak diperhitungkan untuk menjadi mitra kerja  sama ini mengingat potensi besar yang dimilikinya.

“Kenyataan ini perlu menjadi perhatian kita bersama, bahwa ternyata Indonesia belum dikenal baik oleh masyarakat Jerman. Oleh karena itu kami menyarankan kiranya pihak KBRI terus giat melakukan promosi untuk mengenalkan Indonesia pada komunitas Jerman. Saya berharap kegaitan pertukaran pelajar ini menjadi salah satu media untuk mendukung kegiatan promosi tersebut“ kata Mr Ploss.

Kegiatan ramah tamah para pelajar dengan Dubes Oegroseno diakhiri dengan makan siang dengan menu masakan Indonesia. “Wah, enak sekal makanannya, maklum kami sudah dua pekan diprogramkan untuk tidak boleh ketemu nasi. Jadi lepas kangen juga sama makanan Indonesia," ujar Bayu, salah seorang pelajar yang hadir. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement