Kamis 13 Sep 2018 06:07 WIB

Mengapa Yenny Wahid Menjadi Rebutan?

Kubu Prabowo dan Jokowi sama-sama menginginkan Yenny Wahid masuk ke tim pemenangan.

Rep: Bayu Adji P, Febrianto Adi Saputro, Dessy Suciati Saputri, Deddy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Isteri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid berbincang dengan Putrinya Yenny Wahid saat peringatan Sewindu Haul Gus Dur di Jakarta, Jumat (22/12) malam. Peringatan kedelapan tahun wafatnya Presiden Keempat RI yang akrab disapa Gus Dur itu mengakat tema semua demi bangsa dan negara.
Foto: Prayogu
Isteri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid berbincang dengan Putrinya Yenny Wahid saat peringatan Sewindu Haul Gus Dur di Jakarta, Jumat (22/12) malam. Peringatan kedelapan tahun wafatnya Presiden Keempat RI yang akrab disapa Gus Dur itu mengakat tema semua demi bangsa dan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, "Ini Pak Sandi tadi (mengajak). Tadi kan sowan-sowan saja, tapi beliau minta saya masuk ke tim pemenangan."

Pernyataan itu dilontarkan putri almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid seusai keluarganya dikunjungi oleh bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Uno, pada Senin (10/9) lalu. Yenny Wahid, sapaan akrabnya, menyatakan, Sandiaga meminta dirinya bergabung dalam tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Yenny tidak menolak atau menerima pinangan Sandi itu. Menurutnya, tawaran sebelumnya juga datang dari kubu pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Saat ini, Yenny masih menimbang pilihan yang ada.

"Pak Jokowi kan sudah hari Jumat, Pak Sandiaga hari ini, besok Pak Prabowo. Tapi nantilah, kalau orang NU itu diselesaikan semuanya melalui shalat istikharah," kata Yenny.

Selain itu, Yenny juga masih perlu meminta izin kepada ibundanya, Sinta Nuriyah. Pasalnya, selama ini sosok ibunya selalu berada di posisi tengah atau tidak mendukung siapa-siapa.

"Jangan-jangan nggak dikasih izin mendukung keduanya. Kita kan nggak tahu juga. Sebisa mungkin, saya berharap izin turun dari ibunda saya jadi kita bisa leluasa menetapkan pilihan," kata dia.

Sandiaga mengakui menawarkan kepada Yenny bergabung ke tim Prabowo-Sandi. Namun, ia akan menyerahkan kepada pimpinan partai koalisi terkait posisi untuk Yenny di tim pemenangan.

“Kami intinya ingin memberikan ruang, ingin memberikan kesempatan apa pun keputusan Mbak Yenny mau ikut kami, atau mau netral atau mau ikut dari kubu Presiden Jokowi dan Kiai Ma'ruf, dan tentunya itu keputusan beliau, saya dan prabowo akan menghormati keputusan tersebut dengan tulus hati,” kata Sandi.

Prabowo pun berencana mengunjungi keluarga Gus Dur pada Kamis (13/9). Prabowo menilai Yenny Wahid adalah sosok yang potensial, cerdas, dan berpengalaman.

"Saya kira aset bangsa ya," kata Prabowo saat ditemui di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (11/9).

Prabowo pun tidak menampik bahwa akan ada pertemuan dengan keluarga Gus Dur besok. Ia berharap pertemuan tersebut berjalan sesuai rencana.

"Mudah-mudahan, Insya Allah," ucapnya.

Pada Jumat pekan lalu, capres pejawat, Joko Widodo (Jokowi) telah lebih dulu mengungunjungi kediaman keluarga almarhum Gus Dur di Ciganjur, Jakarta. Dalam kunjungan ini, Jokowi mengaku meminta restu kepada istri Gus Dur terkait pencalonan dirinya di Pilpres 2019.

"Tadi saya mohon doa restu dari Ibu Sinta Nuriyah," kata Jokowi saat melakukan konferensi pers didampingi Sinta Nuriyah Wahid dan Yenny Wahid.

Selain itu, kunjungan Jokowi ini juga dalam rangka memperingati hari lahir almarhum Abdurrahman Wahid yang jatuh pada 7 September 1940. Menurutnya, kunjungannya ke kediaman Gus Dur ini bukanlah yang pertama kalinya, namun terhitung sudah keempat kali.

"Jadi hari ini saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk almarhum Gus Dur yang ke-78. Sehingga tadi di dalam makan bubur merah putih," tambahnya.

Baca juga:

Merebut suara NU

Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai masih memiliki peluang besar untuk mendapatkan suara dari warga nahdliyin dalam Pilpres 2019. Dua pemicu utama, yakni kekecewaan terhadap pejawat terkait perlakuan terhadap Mahfud MD serta seruan keluarga Gus Dur agar organisasi Nahdlatul Ulama (NU) tetap netral.

Direktur Eksekutif Riset Indonesia Toto Sugiarto mengungkapkan, kisah Mahfud MD yang batal dipilih sebagai cawapres pada detik terakhir deklarasi pejawat amat mengena di tengah masyarakat. Kendati pun, Mahfud tidak memiliki jaringan hingga ke akar rumput nahdliyin, hal tersebut tetap akan berpengaruh.

"Mereka yang kecewa (kepada Jokowi) itu tentu bisa beralih ke Prabowo," katanya saat dihubungi, Senin (20/8).

Di sisi lain, masyarakat Indonesia punya pengalaman lebih dari lima kali menghadapi pilpres dan pilkada. Karena itu, masyarakat luas sudah cukup terdidik dalam hal kepemilihan dan mampu mempertimbangkan pemimpin secara rasional. Artinya, tak sekadar melihar latar belakang organisasi paslon.

Sebelumnya, Yenny Wahid, putri keempat Gus Dur, menegaskan bahwa NU secara organisasi tidak boleh berpolitik praktis. Namun, warga NU diperbolehkan memilih sikap politik secara individual dan tidak ada paksaan sama sekali untuk memilih salah satu paslon. Yenny menyebut, NU tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana.

Sedangkan, para Gusdurian pun bukan organisasi politik. Gusdurian akan memilih pemimpin berdasarkan proses aqli dan naqli. Dua proses itu yang akan digunakan secara rasional untuk menilai sepak terjang kedua paslon.

Menanggapi itu, Toto mengatakan, pernyataan Yenny sedikit-banyak memiliki pengaruh terhadap nahdliyin dalam menentukan pilihan. "Itu berpengaruh apakah mereka tetap dengan garis tradisional memilih Jokowi-Ma'ruf atau mungkin ke yang lain," ujarnya yang juga menjadi analis Exposit Strategic.

Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyuddin mengatakan, sosok Yenny Wahid bisa mewakili sosok ibu padaera modern. Terlebih bagi para kelompok ibu rumah tangga (emak-emak) yang mengeluhkan kondisi perekonomian bangsa saat ini.

“Saya meyakini Mbak Yenny bisa dan akan memberi dampak elektoral yang besar bagi pasangan Prabowo-Sandi,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/9).

Suhud menjelaskan, tim pemenangan Prabowo-Sandi sudah sepakat untuk memfokuskan kampanye pada isu ekonomi mikro. Hal itu khususnya harga kebutuhan pokok, pengembangan sektor UMKM, pembukaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan pendidikan, serta kesehatan. Yenny diyakini akan memperkuat branding program kampanye.

Di satu sisi, Yenny Wahid merupakan salah satu figur paling berpengaruh di kalangan warga Nahdliyin, tak terkecuali kaum Gusdurian. Masuknya Yenny Wahid sebagai nahdlyin sekaligus mendorong Pemilu dan Pilpres 2019 ke suasana yang damai.

“Sebab, warga NU mengayomi semua kandidat capres dan cawapres,” tutur Suhud.

[video] Prabowo: NU Sebagai Pengingat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement