REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mengungkapkan akan memberikan perlakuan khusus terhadap Papua, setelah yang hampir 90 persen ketua DPC Partai Demokrat di Papua mendukung pasangan bakal calon presiden pejawat dan calon wakil presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Terkait hal tersebut, Agus mengatakan Partai Demokrat saat ini tengah mencari formula yang tepat untuk mencari solusi terbaik dari persoalan tersebut.
"Partai Demokrat tentunya sedang menentukan strategi untuk seperti apa dalam case seperti Papua ini, karena kita juga dalam pemilu legislatif harus sukses betul jangan sampai ada hal yang menjadi kendala di pemilu legislatif," kata Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/9).
Wakil ketua DPR tersebut tidak secara tegas mengungkapkan ada tidaknya sanksi bagi kader yang mendukung Jokowi. Namun, Agus mengaku Partai Demokrat saat ini masih mencari strategi khusus untuk Papua agar Partai Demokrat juga mendulang sukses di pileg.
Ia juga membantah bahwa Partai Demokrat bermain dua kaki. Menurut dia persoalan yang ada di Papua adalah khusus sehingga perlu dilakukan dengan khusus.
"Kita di pemilu ini harus sukses seluruhnya pemilu legislatif maupun pemilu presiden dan juga tentunya kemegahan dari kekuatan Partai Demokrat itulah case-case itu yang kita perhatikan," tuturnya.
Baca juga: Kompak Dukung Jokowi Usai Dilantik Jadi Gubernur Rabu Pagi
Partai Demokrat telah mempersilakan kadernya di daerah ikut memenangkan kandidat Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Meski secara organisasi menjadi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno, Demokrat tidak menampik bahwa tingkat dukungan di sejumlah daerah untuk Jokowi-Maruf cukup tinggi.
"Kami harus berpikir menyelamatkan partai, nanti akan ada dispensasi khusus dari pusat terhadap daerah tertentu," kata Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di Mega Kuningan, Jakarta, Ahad (9/9).
Namun, Demokrat pun membantah saat dituding bermain aman. Hal tersebut ditegaskan oleh Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief.
Andi membantah anggapan bahwa Partai Demokrat bermain dua kaki. Menurut dia, Partai Demokrat hanya memberikan perlakuan khusus di daerah yang bukan lumbung suara Prabowo-Sandiaga.
"Kalau namanya pengkhianatan dari kita adalah kalau di basis Pak Prabowo kita tidak dukung dia. Itu baru pengkhianatan. Kita ada kebutuhan caleg juga, jadi flexible movement," ujar Andi.