Ahad 09 Sep 2018 17:18 WIB

Besok, Sopir Taksi Daring Demo ke Kantor Aplikator

Aksi tersebut didorong oleh semakin merosotonya taraf hidup pengemudi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Massa pengemudi taksi online melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Massa pengemudi taksi online melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Driver Online (ADO) memastikan sejumlah sopir taksi online (daring) akan melakukan aksi demo pada Senin(10/9). Ketua Umum ADO Christiansen FW mengatakan demo akan dilakukan di kantor aplikator.

Christiansen menjelaskan, demo tersebut akan berlangsung dua kali pada hari yang berbeda. “Hari Senin (10/9) akan dilakukan di kantor Grab Indonesia pukul 09.00 WIB dan Rabu (12/9) di Kantor Gojek Indonesia sama pukul 09.00 WIB juga,” kata Christiansen, Ahad (9/9).

Dia memastikan aksi demo kali ini dilakukan sebagian besar oleh pengemudi taksi daring sementara ojek daring hanya sebagian kecil saja. Christiansen menilai, tuntutan aksi demo besok karena semakin merosotnya taraf hidup dan kesejahteraan para pengemudi taksi daring seluruh Indonesia.

Hal itu menurutnya ditambah perlakukan sewenang-wenang dari aplikator dalam menetapkan kebijakan. “Serta menimbang tidak adanya itikad baik terkait aspirasi pengemudi taksi online individu yang sudah disampaikan secara langsung pada hampir semua daerah maka pengemudi online individu di Jabodetabek dan daerah bersepakat akan kembali turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi kepada aplikator dengan tema Gerakan Hantam Aplikator Nakal,” jelas Christiansen.

Dia menambahkan aksi tersebut merupakan gabungan dari berbagai organisasi dan komunitas pengemudi taksi daring. Christiansen memperkirakan aksi demo akan diikuti oleh perwakilan organisasi dan komunitas sekitar seribu orang.

Beberapa tuntutan yang akan diutarakan yaitu menagih janji aplikator, menolak keras aplikator menjadi perusahaan transportasi, menolak keras eksploitasi terhadap pengemudi daring, dan menolak keras kartelisasi dan monopoli bisnis transportasi daring. Begitu juga jika aplikator tidak memenuhi tuntutan tersebut, Christiansen memastikan para pengemudi tarnsportasi daring akan meminta kepada pemerintah agar mengusir Grab dan Gojek dari Indonesia.

“Dengan begitu, pemerintah segera mencarikan solusi atas permasalahan ini. Harapan kami melalui gerakan ini adalah agar terwujud kesejahteraan, kemandirian, dan keadilan sosial bagi driver online individu di seluruh Indonesia,” ungkap Christiansen.

Selama ini polemik mengenai taksi daring masih belum selesai. Para pengemudi taksi daring masih memperdebatkan rencana pemerintah yang akan menjadikan aplikator menjadi perusahaan transportasi berbadan hukum. Pengemudi juga menilai tarif yang ada hingga persaingan pengemudi semakin sulit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement