REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Purwakarta, menargetkan sampai akhir 2018 mendatang 30 ribu anak di wilayah ini akan memiliki kartu identitas anak (KIA). Pasalnya, program KIA ini harus segera dilaksanakan. Tujuannya, supaya anak usia nol sampai menjelang wajib KTP, memiliki kartu identitas sendiri.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Purwakarta, Sulaiman Wilman, mengatakan, KIA ini merupakan salah satu program pemerintah pusat. Program ini, sudah digulirkan sejak 2015 lalu. Namun, Purwakarta baru akan merealisasikannya di penghujung tahun ini.
"Sebab, anggarannya baru disetujuinya pada APBD perubahan tahun ini," ujar Sulaiman, kepada Republika, Jumat (7/9).
Menurutnya, KIA ini punya banyak manfaat. Salah satunya, anak yang belum wajib KTP, sudah bisa memiliki kartu identitas. Dengan adanya KIA ini, maka anak tersebut bisa membuat kartu identitas lainnya seperti, untuk pembuatan paspor.
Selain itu, lanjut Sulaiman, ada keuntungan juga bagi anak yang telah memiliki KIA. Seperti, bila membeli buku di counter tertentu maka ada potongan harga dengan menunjukan kartu tersebut. Termasuk, ketika berkunjung ke kolam renang atau tempat hiburan.
Dengan kondisi ini, Dinas Kependudukan Purwakarta berupaya merealisasikan program KIA tersebut. Pada APBD perubahan ini, alokasi anggaran untuk mencetak kartu anak ini sebesar Rp 75 juta. Anggaran tersebut, mampu membiayai untuk pencetakan KIA sebanyak 30 ribu.
"Sebab, harga kartunya jauh lebih murah dari kartu KTP-e. Karena, dalam KIA ini tidak ada chip-nya," ujar Sulaiman.
Ia juga menegaskan sasaran utama KIA yaitu pelajar SD dan SMP. Oleh karena itu, untuk memudahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan sekolah terkait dengan data anak tersebut.
"Pelajar dijadikan sasaran utama agar KIA bisa menunjang aktivitas mereka," katanya.
Sementara itu, Ratna Suminar (31 tahun), warga Desa Kembang Kuning, Kecamatan Jatiluhur, mengaku, belum mengetahui soal kartu identitas anak ini. Tetapi, jika itu ada, dirinya sangat ingin mendaftarkan kedua anaknya untuk mendapatkan KIA.
"Takut ada apa-apa. Kalau anak-anak punya kartu identitas, minimal ada yang tahu nama dan alamatnya," ujar Ratna.