REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kebakaran lahan di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama 2018 telah mencapai 1.500 hektare yang tersebar di 13 kabupaten dan kota di provinsi ini. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kalsel, Wahyuddin, di Banjarmasin, Selasa mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel yang terbagi dalam 13 kabupaten dan kota disebabkan musim kemarau sehingga menimbulkan cuaca panas dan kekeringan.
"Musim kemarau dan kekeringan yang melanda Kalsel membuat hutan dan lahan yang banyak ditumbuhi semak belukar menjadi mudah terbakar sehingga menimbulkan asap yang dampaknya mengganggu seluruh sektor," katanya.
Apalagi, kawasan yang paling banyak terbakar, yaitu di sekitar bandara adalah lahan gambut sehingga membuat personel satuan tugas penanggulangan Karhutla sulit memadamkannya. "Pemadaman kebakaran lahan gambut sangat sulit karena kobaran api yang ada di permukaan dipadamkan, tetapi di lapisan bawahnya bisa menyala sewaktu-waktu dan api berkobar lagi," katanya.
Salah satu upaya untuk menanggulangi Karhutla, menurut dia, adalah melakukan pemadaman lewat udara dengan menggunakan helly Water Bombing dengan melakukan pemadaman melalui udara di titik kebakaran.
"Pengeboman air menggunakan "Helly Water Bombing" dilakukan langsung ke titik lahan terbakar, terutama di kawasan yang sulit dijangkau dan didatangi untuk dipadamkan," katanya.
Selain mengantisipasi Karhutla, ia juga telah mempersiapkan sejumlah logistik jika terjadi bencana masih tersedia di gudang. Antisipasi bencana juga dilakukan Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, antara lain dengan meninjau ke gudang logistik kantor BPBD Kalsel , Jalan Dharma Praja, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru.
Usai memimpin apel gabungan pegawai di lingkungan Pemprov Kalsel, didampingi Sekdaprov, H Abdul Haris Makkie, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Perkasa Alam dan Kabiro Humas dan Protokol Setdaprov Kalsel, Kurnadiansyah, Gubernur meluncur ke Kantor BPBD Kalsel dengan sepeda motor. Di gudang tersebut, gubernur mengecek satu persatu jenis pangan dan sarana prasarana yang tersedia di gudang logistik sebagai langkah siaga persiapan jika terjadi bencana.