Selasa 04 Sep 2018 09:36 WIB

Menaker: Jangan Anggap Remeh Pekerja Migran

Kemenaker juga memberikan apresiasi kepada tiga yang merupakan anak mantan PMI

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Emas Dari Panjat Dinding. Pemanjat Dinding Indonesia Aries Susanti Rahayu saat upacara pengalungan medali pada cabang panjat dinding nomor kecepatan putri Asian Games 2018 di Komplek Olahraga Jakabaring, Kamis (23/8) malam.
Foto: Republika/ Wihdan
Emas Dari Panjat Dinding. Pemanjat Dinding Indonesia Aries Susanti Rahayu saat upacara pengalungan medali pada cabang panjat dinding nomor kecepatan putri Asian Games 2018 di Komplek Olahraga Jakabaring, Kamis (23/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menyatakan, akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan pekerja migran Indonesia (PMI) agar semakin lebih baik. Mulai dari penghasilan bahkan perlindungan ketika bekerja.

"Pemerintah memiliki komitmen sangat tinggi dalan meningkatkan harkat dan martabat PMI dengan memberikan perlindungan kepada PMI dan keluarganya," kata Hanif melalui pesan tertulis, Selasa (4/9).

Hanif juga berpesan agar semua pihak tidak menganggap remeh PMI. Selain pekerjaan halal, PMI juga telah memberikan kontribusi signifikan bagi negara. Sumbangan devisa PMI merupakan urutan keenam terbesar.

"Jangan anggap remeh PMI, karena PMI pekerjaan halal dan pekerjaan baik. Devisa nomor satu sawit, nomor enamnya PMI," kata dia.

Pada Senin (3/9), Kemenaker juga memberikan apresiasi kepada tiga atlet peraih medali emas Asian Games XVIII Tahun 2018 yang merupakan anak mantan PMI. Ketiga atlet itu adalah Rindi Sufrianto, Aries Susanti Rahayu (panjat tebing) dan Aji Bangkit Pamungkas (pencak silat).

"Penghargaan kepada mereka merupakan wujud apresiasi bagi putra putri terbaik bangsa. Orang tua mereka merupakan stakeholder Kemnaker sekaligus pahlawan devisa bagi Indonesia," ujar Hanif usai penyerahan penghargaan.

Ketiga atlet peraih emas tersebut masing-masing memperoleh apresiasi sebesar Rp 25 juta dari BRI, Rp 25 juta dari BNI dan Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) selama 48 bulan dari BPJS Ketenagakerjaan serta apresiasi Kemnaker.

Atlet panjat tebing  Rindi Sufrianto (27) asal Probolinggo (Jatim) merupakan anak PMI yang telah bekerja di Malaysia selama kurang lebih 14 tahun. Aries Susanti Rahayu (23) merupakan anak dari Maryati, mantan PMI di Kuwati (Timur Tengah). Sedangkan Aji Bangkit Pamungkas (28) pun anak adari mantan PMI Taiwan asal Ponorogo (Jatim) Nurul Laili.

Karena itu Hanif juga mendorong keluarga dan anak dari PMI tidak minder. Karena keluarga yang terus bekerja keras untuk melakukan investasi tebaik bagi anaknya, merupakan keluarga hebat dan bisa menjadi inspirasi bagi semua orang di Indonesia.

"Bahkan saya ingin ke depan anak TKI tak melahirkan TKI. Saya ingin anak TKI melahirkan atlet panjat tebing. Saya ingin anak TKI melahirkan Manteri, Saya ingin anak TKI menjadi Presiden," kata Hanif.

Sementara itu, Aries Susanti Rahayu mengucapkan banyak terima kasih kepada Menaker yang sudah memberikan perhatian dan mengapresiasi kepada para atlet anak mantan PMI. Dia pun berpesan agar anak-anak PMI jangan merasa kecil dimata anak-anak yang lain.

"Kita sama, kita mempunyai derajat yang sama, kita juga bisa membahagiakan kedua orangtua kita, dan kita bisa juga membuat kedua orangtua kita bangga dengan prestasi-prestasi kita. Tetap semangat dan terus berjuang bagi keluarga kita," jelas dia.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement