Senin 03 Sep 2018 01:14 WIB

Jokowi Soal Bantuan Lombok: Jangan Dipotong se-Rupiah pun

kedatangan Presiden yang ketiga kali ini untuk mengecek para korban gempa.

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: Agung Sasongko
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) saat tiba untuk memberikan bantuan korban gempa secara simbolis di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (2/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kiri) saat tiba untuk memberikan bantuan korban gempa secara simbolis di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyerahkan langsung bantuan untuk perbaikan rumah rusak berat akibat gempa Lombok dengan nilai total Rp 264 miliar untuk 5.293 KK (kepala keluarga) yang rumahnya  rusak berat.

Berdasarkan siaran pers yang dirilis BNPB, bantuan untuk perbaikan rumah rusak berat yang telah diverifikasi sebanyak 5.293 unit diserahkan Presiden kepada korban gempa Lombok di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara (2/9).

"Masing-masing rumah rusak berat diberikan stimulus Rp 50 juta. Bantuan langsung ditransfer oleh Pemerintah dan masyarakat menerima dalam bentuk tabungan BRI," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Ahad (2/9) malam.

Sutopo merinci 5.293 warga yang mendapatkan dana stimulan dari pemerintah yakni 359 Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara 1.353, Kabupaten Lombok Timur 2.782, Kabupaten Lombok Tengah 779,  Kota Mataram 20.

Menurutnya, saat penyerahan satu orang perwakilan dari masing-masing 5 (Lima) Kabupaten/Kota menerima secara simbolis bantuan langsung dari presiden.

"Diharapkan tabungan sebesar Rp. 50 juta dapat membantu masyarakat membangun kembali rumahnya yang roboh akibat gempa," ujar Sutopo.

Saat menyerahkan kata Sutopo, Presiden Joko Widodo berpesan agar dana yang diberikan benar-benar untuk membangun rumah dan tidak digunakan untuk hal yang lain. Tak hanya itu, ia juga mewanti-wanti pejabat Pemerintah agar meneruskan dana tersebut dengan benar.

"Saya akan cek benar nanti, uangnya dibangunkan rumah atau tidak. Satu lagi pesan saya untuk pejabat pemerintah, jangan dipotong serupiah pun dana yang turun ke masyarakat" kata Jokowi, sebagaimana rilis Humas BNPB.

Jokowi lanjut Sutopo, juga meminta masyarakat bersabar karena untuk sementara yang diberikan dana stimulan masih sejumlah 5.293 KK. Sebab sisanya sekitar 70 ribuan lebih masih dalam verifikasi sesuai aturan yang berlaku.

Menurut Sutopo, kedatangan Presiden yang ketiga kali ini untuk mengecek para korban yang telah tertangani dengan baik dan mendapat pertolongan, mengecek sekolah dan rumah sakit darurat, memastikan aktivitas perekonomian berjalan lancar menghibur masyarakat (penyintas/pengungsi) yang sudah berlangsung lama.

Selama perjalanan menuju Gunung Sari, Lombok Barat juga kata Sutopo, Presiden menyempatkan ke pos pengungsian Desa Menggala dan Desa Kekait. Rencananya Presiden Joko Widodo juga akan menginap di tenda bersama para menteri, Kepala BNPB, Panglima TNI, Kapolri dan pejabat lainnya di pengungsian.

"Menyapa, berdialog sederhana dan shalat magrib berjamaah dengan penyintas. Malam harinya presiden bersama pejabat negara lainnya nonton bersama dengan para penyintas acara penutupan Asian Games di Lapangan Sepakbola Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement