Ahad 02 Sep 2018 17:31 WIB

Emil Minta Guru Ciptakan Suasana Nyaman di Sekolah

Kepala sekolah dan guru membagi peran sehingga memberikan rasa nyaman bagi para siswa

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Ridwan Kamil usai menghadiri gelar griya di kediaman Ketua DPD RI  Oesman Sapta Odang di Karangasem, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/6).
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Ridwan Kamil usai menghadiri gelar griya di kediaman Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang di Karangasem, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta kepada para guru di Kota Bandung untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyaman. Dengan lingkungan sekolah yang nyaman, maka tidak ada kasus-kasus perundungan (bullying) seperti yang ramai terjadi.

Seperti diketahui kasus perundungan anak yang terjadi di SDN 023 Pajagalan, Kota Bandung. Kejadian perundungan yang berlangsung pada Selasa (2/8) lalu itu langsung mendapatkan penanganan dari pihak berwenang. "Ini tugas guru memastikan lingkungan sekolah itu nyaman. Karena sekolah itu pengganti rumah. Rumah itu nyaman maka namanya murid harus dibawa nyaman," kata Ridwan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Ahad (2/9).

Pria yang akrab disapa Emil ini ingin agar kepala sekolah dan guru membagi peran sehingga memberikan rasa nyaman bagi para siswa. Hal itu merupakan tugas kepala sekolah dan guru-guru yang perannya menggantikan orang tua.

Seperti halnya orang tua, para guru juga memiliki fungsi pengawasan. Orang tua bertanggung jawab untuk mengawasi anak dan memperhatikan perilaku anak dengan cara-cara yang baik dan inovatif. "Jadi para guru dan kepala sekolah jangan membiarkan murid berinteraksi 100 persen tanpa pengawasan. Harus ada rambu-rambu, ada cara-cara canggih," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menyayangkan telah terjadi peristiwa perundungan yang berlangsung di sekolah. Ia menganggap perundungan sebagai salah satu bentuk kekerasan verbal yang tidak sepatutnya terjadi.

Terhadap peristiwa itu, dinas terkait telah melakukan serangkaian penanganan untuk mencegah hal serupa terjadi kembali di Kota Bandung. Selain itu, penanganan juga dilakukan agar anak dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

Sebelumnya, Kepala SDN 023 Pajagalan, Dante Rigmalia mengungkapkan, setelah mengetahui ada peristiwa tersebut dia langsung berkomunikasi dengan orang tua siswa, baik korban maupun pelaku. Kepada mereka, ia telah meminta maaf dan berjanji akan menangani kasus ini sebaik-baiknya.

“Keesokan harinya, saya langsung mengadakan konseling dan pembinaan kepada anak. Saya juga berdiskusi dengan para guru,” kata Dante seperti dalam siaran persnya.

Selain itu, Dante juga memanggil orang tua pelaku untuk menjelaskan perkembangan kasus dan mengoordinasikan langkah-langkah penanganan. Orang tua pelaku pun telah meminta maaf atas peristiwa yang terjadi. Dante lantas berkonsultasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung.

Keesokan harinya, pihak sekolah mengadakan pertemuan dengan komite sekolah dan psikolog untuk berdiskusi tentang penanganan kasus tersebut. Dante bersama komite sekolah berkonsultasi kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bandung

“Hari itu langsung ada Ipda Denia (Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Bandung). Kemudian kami mendapat arahan langkah apa yang harus dilakukan dan beliau mengatakan bagus ini sudah langsung ditangani oleh sekolah. Sudah ada mediasi dengan orang tua korban dan pelaku,” lanjut Dante.

Di hari yang sama, Dante kembali bertemu para orang tua. Setelah melalui mediasi, para orang tua bersepakat untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan. Mereka akan memberikan pembinaan kepada anak-anak agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pada Jumat (31/8) sekolah membina seluruh siswa tentang perundungan oleh guru agama. Dante menyatakan akan terus memberi perhatian dan perlindungan kepada anak didiknya. “Dalam kasus ini, semua anak adalah korban, termasuk pelakunya. Maka, semuanya harus kita lindungi. Karena anak-anak berada dalam koridor pendidikan,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement