REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan memutuskan untuk meneruskan kebijakan ganjil-genap yang telah berlangsung sejak Juli 2018 sampai dengan Oktober mendatang. Kebijakan yang dibuat dalam rangka menyambut Asian Games 2018 itu akan berlangsung sampai dengan kegiatan olahraga internasional berikutnya, yaitu Asian Paralympic selesai.
“Kebijakan kita adalah Pemprov DKI akan meneruskan pembatasan lalu lintas sistem ganjil genap sampai dengan berakhirnya Asian Paralympic games tanggal 13 Oktober,” ujar Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (31/8).
Dia lalu menjelaskan alasan mengapa kebijakan ini diteruskan. Alasannya, yaitu kebijakan itu mempermudah pengelolaan lalu lintas dan menjaga kebiasaan masyarakat yang telah terbangun selama Asian Games.
“Karena kalau kita lakukan jeda lalu kemudian harus menegakan aturan lagi, perubahan kebiasaan lagi. Karena itu kita tuntaskan sampai dengan Paralympic,” ujar Anies.
Perpanjangan masa kebijakan ganjil-genap ini, kata dia, sekaligus akan dijadikan sebagai periode pengambilan data yang lebih lengkap terkait dampak pembatasan kendaraan ini. Dia menerangkan, pihaknya memang tengah mencari data yang lebih lengkap untuk dijadikan bahan pertimbangan berikutnya.
Anies menjelaskan, ada beberapa temuan fakta kebijakan ganjil-genap yang diterapkan di Jakarta selama Asian Games. Dalam data, disebutkan terdapat peningkatan kecepatan sampai dengan 37 persen dan juga terdapat peningkatan penumpang Trans Jakarta sampai dengan 40 persen.
Namun, dia menggarisbawahi, bahwa temuan-temuan itu adalah temuan jangka pendek. Sebab, penerapan kebijakan itu terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat.
“Di sisi lain kita akan menyelenggarakan Asian Paralympic Games yang berlangsung tanggal 6 sampai dengan 13 Oktober. Jadi kira-kira satu setengah bulan lagi, atau tidak sampai lima pekan lagi kita akan menyelenggarakan Asian Paralympic Games,” terangnya. Oleh sebab itu, pihaknya memutuskan untuk meneruskan kebijakan ini.