REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Haryo Yudho mengungkapkan, semua pihak harus bersinergi dalam mengatasi kualitas udara di Yogyakarta yang semakin menurun. Kualitas udara di Yogyakarta menurun dikarenakan volume kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat yang semakin bertambah, sehingga menyumbang polusi.
"Semua pihak, semua stakeholder harus mengevaluasi kembali terkait penurunan kualitas udara ini. Karena pagi-pagi, kendaraan dari luar kota masuk juga ke kota. Otomatis kan banyak sekali kendaraan," kata Yudho saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (30/8).
Ia mengungkapkan, volume kendaraan yang bertambah per tahun mencapai delapan hingga 12 persen. Sementara, lebar jalan tidak bertambah secara signifikan, sehingga menyebabkan Yogyakarta menjadi padat kendaraan. Penambahan kendaraan bisa dari wisatawan yang datang maupun dari mahasiswa baru yang datang ke Yogyakarta demgan membawa kendaraannya.
"Per tahun persentasenya delapan sampai 12 persen (penambahan kendaraan). Rata-rata per tahun. Kalau kendaraan misalnya ada 100, maka setahun lagi 112, satu tahun lagi 124, begitu seterusnya," tambahnya.
Untuk itu, ia pun mengimbau agar masyarakat menggunakan kendaraan umum. Bahkan, Trans Jogja sebagai angkutan umum di Yogyakarta juga perlu di tambah pengadaannya sebagai penunjang mobilisasi masyarakat.
"Memang kendaraan Trans Jogja ini harus diperbanyak nantinya, agar koridor-koridor menjangkau masyarakat dan mereka tidak memakai kendaraan pribadi lagi. Pemakaian kendaraan pribadi itu yang harus dikurangi, jadi gunakanlah kendaraan umum," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penataan dan Pemantauan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Magaliasih mengungkapkan, saat ini kendaraan umum seperti Trans Jogja memang masih belum dapat meng-cover mobilitas seluruh masyarakat di Yogyakarta. Untuk itu, ia juga berharap ada penambahan angkutan umum.
Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih mengutamakan untuk menggunakan transportasi umum. Sebab, dengan itu maka akan dapat mengurangi polusi udara yang terjadi saat ini.
"Karena sumber pencemaran itu dari jalan, dari kendaraan di jalan, artinya manajemen lalu lintas kemudian di bantu dengan pengetatan emisi itu pasti akan memberikan kontribusi perbaikan kualitas udara," katanya.