Senin 27 Aug 2018 20:21 WIB

Kubah Lava Gunung Merapi Masih Fluktuatif

Akses terhadap informasi tentang perkembangan kubah lava harus terus dilakukan.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menunjukkan kubah lava pada layar monitor di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Dukun, Magelang, Jateng.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petugas menunjukkan kubah lava pada layar monitor di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Dukun, Magelang, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Biwara Yuswantana mengatakan dari info terkini Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPTKG) Yogyakarta, kubah lava Gunung Merapi masih fluktuatif.

"Artinya, pertumbuhan kubah lava setiap harinya naik turun, kadang 2.500 meter kubik, kadang 4.000 meter kubik," kata Biwara pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin (27/8). Dia mengatakan, pertumbuhan kubah lava itu masih berkembang terus. Karenanya akses terhadap informasi tentang perkembangan kubah lava harus terus dilakukan.

 

"Masyarakat silakan melalui media sosial (medsos) bisa mengakses ke BPPTKG yang punya alat CCTV, seismograf, alat kegempaan, untuk memotret perkembangan kubah lava dan saya setiap hari dikirimi perkembangan kubah lava itu," kata Biwara.

 

Menurutnya, hal itu yang mestinya terus dipantau dan BPPTKG akan mensuplai informasi karena alatnya relatif sudah lengkap dan pasti ada tahapan-tahapannya. "Kalau masih waspada, berarti perlakuan kita dan masyarakat ya rekomendasinya waspada. Artinya masyarakat hendaknya berada tidak boleh kurang dari radius tiga kilometer dan tidak usah naik," ujarnya.

Kalau ada perkembangan baru yakni kubah lava naik, tentu BPPTKG Yogyakarta akan mengevaluasi status Merapi. Karena itu dia mengatakan masyarakat jangan mudah terpancng isu. "Kalau status siaga kan akan ada lagi radiusnya lebh luas lagi. Sekarang masih status waspada. Hal itu saja yang mohon dipahami masyarakat," kata Biwara menegaskan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement