Sabtu 25 Aug 2018 15:37 WIB

Kemarau, Sedimentasi Sungai Citarum Terlihat

Wilayah yang mengalami sedimentasi akan dikeruk

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir menyebabkan debit air sungai Citarum berkurang. Selain kondisi warna air sungai yang hitam dan bau menyengat, akibat musim kemarau terlihat sedimentasi seperti di wilayah Sungai Citarum yang berada di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Sabtu (25/8).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir menyebabkan debit air sungai Citarum berkurang. Selain kondisi warna air sungai yang hitam dan bau menyengat, akibat musim kemarau terlihat sedimentasi seperti di wilayah Sungai Citarum yang berada di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Sabtu (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir menyebabkan debit air sungai Citarum berkurang. Selain kondisi warna air sungai yang hitam dan bau menyengat, akibat musim kemarau terlihat sedimentasi seperti di wilayah Sungai Citarum yang berada di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Sabtu (25/8).

Berdasarkan pantauan, Sabtu (25/8) lebar sungai Citarum di wilayah Dayeuhkolot terlihat menyusut akibat adanya sedimentasi sungai di musim kemarau. Bagian sungai yang tersedimentasi terlihat berkembang rumput liar. Selain itu, banyak warga sekitar yang memanfaatkan sedimentasi tersebut sebagai jalan.

Kolonel Inf Yudi Zanibar, Komandan Sektor 6 Citarum Harum mengakui terjadi sedimentasi di sungai Citarum, tepatnya di daerah Dayeuhkolot. Ia mengungkapkan akan melakukan pengerukan pada Senin mendatang, menunggu alat berat yang didatangkan dari Jakarta.

"Besok ada alat (berat) dari Jakarta yang kita pinjam. Nanti dikeruk hari Senin," ujarnya kepada wartawan di Baleendah, Sabtu (25/8). Ia mengatakan, pengerukan akan dilakukan saat musim kemarau dan sedimentasi yang dikeruk tidak akan dibuang di pinggir sungai.

"Kalau hasil pengerukan disimpan dipinggir sungai nanti saat musim hujan bisa terbawa lagi ke aliran sungai," ungkapnya.

Dirinya menambahkan, saat ini pihaknya fokus agar masyarakat yang berada di Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang tidak terkena banjir. Ia pun mengungkapkan jika selama enam bulan Citarum Harum sudah bisa mengurangi volume sampah.

"Sampah sudah berkurang, sampah itu datang dari sungai yang berasal di Kota Bandung seperti Citepus, Cikeruh, Cidurian, Cipamokolan, Cikapundung, Ciateul dan Cikoneng kemudian masuk ke Tegal Luar," ungkapnya.

Ia menuturkan, upaya menangani sampah belum sempurna total sebab masih terdapat kendala yang dihadapi seperti belum adanya tempat pembuangan sampah sementara di tiap desa. Selain itu, proses pembuangan hingga ke TPA masih belum berjalan.

Pihaknya menuturkan, sudah mengajukan kepada pemerintah terkait tempat pembuangan sampah sementara. Saat ini katanya, beberapa desa berinisiatif untuk membuat jaring di sungai untuk bisa menahan sampah yang mengalir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement