Jumat 24 Aug 2018 17:16 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Perluas Desa Sadar Jaminan Sosial

BPJS ingin mengedukasi masyarakat agar lebih memahami program BPJS Ketenagakerjaan.

Foto aerial rumah warga Desa Sadar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Hutadaa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (11/9).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Foto aerial rumah warga Desa Sadar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Hutadaa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Wilayah Bali, Nusa Tenggara dan Papua (Banuspa) memperluas program desa sadar jaminan sosial tenaga kerja, khususnya menyasar masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT). BPJS ingin mengedukasi masyarakat agar lebih memahami program BPJS Ketenagakerjaan.

"Kami ingin mengedukasi masyarakat pekerja di desa agar lebih memahami manfaat dari program BPJS Ketenagakerjaan," kata Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Banuspa M Yamin Pahlevi dihubungi di Denpasar, Jumat (24/8).

BPJS Ketenagakerjaan Banuspa memilih dua desa di Kabupaten Kupang yaitu Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat dan Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah. Pahlevi menuturkan Desa Bolok ditetapkan sebagai desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan tahun 2018 karena desa itu menjadi pusat industri dengan 17 perusahan dengan jumlah tenaga kerja sekitar 2.200 orang.

Satu desa lainnya yang ditetapkan sebagai desa sadar jaminan sosial ketenagakerjaan yaitu Desa Batu Cermin di Kabupaten Manggarai Barat. Ini yang menjadi salah satu pusat pariwisata di ujung barat pulau Flores.

Ia mengharapkan dengan desa sadar jamsos itu program BPJS Ketenagakerjaan akan lebih dekat dengan masyarakat, sehingga menimbulkan kesadaran pentingnya perlindungan jaminan sosial. "Selain itu peserta dapat memahami program BPJS Ketenagakerjaan yang lebih lengkap dalam menghadapi risiko sosial yang dapat terlindungi," katanya.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Banuspa, hingga Juni 2018 realisasi akuisisi pemberi kerja aktif di Bali, Nusa Tenggara dan Papua total mencapai 33.170 dari target 36.654 badan usaha. Sedangkan realisasi tenaga kerja penerima upah aktif di wilayah kerja itu mencapai 598.272 dari target 711.554 orang.

Untuk realisasi tenaga kerja bukan penerima upah atau informal di Banuspa mencapai 78.049 orang dari target 156.765 orang. Khusus di NTT, jumlah tenaga kerja informal hingga Juni 2018 yang sudah diakuisisi baru mencapai 5.415 orang dari target 18.926 orang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement