Rabu 22 Aug 2018 15:31 WIB

Jumlah Turis ke Bantul Diyakini Terpengaruh Gelombang Tinggi

BPBD Yogya sebutkan 50 warung dan lima pos SAR rusak akibat gelombang

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Objek wisata Pantai Parangtritis, Bantul.
Foto: Yusuf Assidiq.
Objek wisata Pantai Parangtritis, Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Akhir Juli lalu, sejumlah pantai di Bantul sempat diterjang gelombang tinggi. Gelombang yang sempat mencapai ke warung-warung di pinggir pantai pun nampaknya membuat wisatawan enggan untuk singgah demi alasan keselamatan.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo pun tidak menampik bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke pantai selatan sejak tiga pekan terakhir ada kecenderungan menurun. Meskipun, hingga saat ini, ia belum menghitung total pengunjung pada Agustus ini.

"Tapi memang ada relavansi terkait informasi gelombang pasang yang gencar pada Juli lalu terhadap jumlah kunjungan beberapa pekan terakhir ini," kata Kwintarto, Rabu (22/8). Melihat hal itu, ia pun menilai gelombang pasang yang terjadi hampir tiap tahun di pantai selatan merupakan fenomena alam yang harus disikapi dengan bijak. 

Kwintarto beranggapan, sebenarnya gelombang pasang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan jika dikemas dengan berbagai kegiatan yang menarik. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Bantul akan mengajak semua pelaku wisata dan pengusaha di sepanjang pantai untuk tidak perlu panik menghadapi gelombang tinggi karena fenomena alam tersebut biasa terjadi tiap tahun. 

Ia pun juga mengajak wisatawan untuk tidak takut selama wisatawan mematuhi rambu-rambu, salah satunya adalah dengan tidak mandi di laut. Mengingat, larangan bemain air di pantai selatan Bantul buka hanya saat pasang, namun juga pada saat cuaca normal. 

"Tapi informasi di media sosial memang seolah olah gelombang tinggi itu menakutkan. Ini menjadi tugas kami untuk meluruskan bahwa kejadian itu tidak seseram yang diinformasikan. Selama mematuhi aturan, wisatawan tetap aman meski saat gelombang tinggi,” kata dia.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD DIY, terdapat sekitar 50 warung di sepanjang pantai di DIY yang mengalami kerusakan saat gelombang tinggi terjadi Juli lalu. Sedangkan untuk gazebo, total terdapat sekitar 170 gazebo yang rubuh karena terjangan dari gelombang tersebut.  Bahkan, gelombang tinggi tersebut juga menyebabkan lima buah pos SAR mengalami kerusakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement