Rabu 22 Aug 2018 01:01 WIB

Festival Indonesia Timur Promosikan Suku Kamoro

Suku Kamoro sampai saat ini masih membuat kesenian ukiran.

Festival Indonesia Timur di Pendopo Living World Alam Sutera, Tangerang.
Foto: Istimewa
Festival Indonesia Timur di Pendopo Living World Alam Sutera, Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival Indonesia Timur digelar di Pendopo Living World Alam Sutera, Tangerang. Kegiatan yang digelar pada 1-31 Agustus 2018 tersebut bertujuan memperkenalkan kebudayaan Indonesia Timur, salah satunya suku Kamoro, Papua. 

Suku Kamoro adalah salah satu dari sekitar 300 suku yang ada di Papua. Sayangnya, suku Kamoro belum dikenal luasbpublik layaknya sejumlah suku lain di Papua, misalnya suku Dani dan suku Asmat. 

Padahal, suku Kamoro memiliki kekayaan budaya yang sangat kaya, mulai dari ritual alam, upacara adat, seni ukir, anyaman, hingga berbagai tarian dan hasil kerajinan yang bernilai seni. Menariknya, suku yang mendiami wilayah pesisir Kabupaten Mimika, Papua Barat ini memiliki 12 jenis kerajinan dengan berbagai macam bentuk dari mulai lukisan, ukiran, pahatan dan berbagai bentuk lainnya.

Dalam acara festival yang digelar Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe dan didukung PT Freeport Indonesia tersebut, suku Kamoro memamerkan karya seni dan juga menyediakan pernak-pernik kecil. Harganya bervariasi. Ada yang ratusan ribu rupiah dan juga jutaan rupiahm 

Beberapa seniman suku Kamoro terbang langsung dari Timika untuk memberikan pertunjukkan tarian khasnya di acara tersebut.

“Yang kita lakukan dalam Festival Indonesia Timur ini merupakan langkah luar biasa untuk melestarikan sekaligus mempromosikan budaya wilayah Indonesia Timur dan Papua, serta suku Kamoro pada khususnya,” ujar Manajer Corporate Communication Freeport Indonesia, Kerry Yarangga dalam keterangannya, Selasa (21/8). 

Sebagai putra asli Papua, Kerry menilai Festival Indonesia Timur ini dapat mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia untuk lebih memahami budaya Papua. Kerry menjelaskan, meskipun secara administratif wilayah Papua terbagi menjadi Provinsi Papua dan Papua Barat, dalam perspektif adat, wilayah Papua terbagi menjadi 7 wilayah adat. 

Tujuh wilayah adat tersebut terbentang dari Sorong sampai dengan Merauke, yaitu Mamta, Saereri, Ha'anim, Bomberai, Domberai, La Pago, dan Mee Pago. Dalam 7 wilayah adat ini, masing-masing kelompok tersebut dibagi berdasarkan garis budaya. "Terdapat sekitar 200 hingga 300 suku, dengan bahasa yang berbeda-beda dan salah satu di dalamnya adalah suku Kamoro,” kata Kerry.

Kerry menjelaskan, sebagai salah satu suku yang bertetangga langsung dengan area kerja Freeport Indonesia, pihaknya merasa berkewajiban untuk mendukung kelestarian budaya suku Kamoro.

“Kami di Freeport melihat langsung betapa kayanya kebudayaan suku Kamoro ini dan ingin berbagi keindahan ini dengan saudara-saudara kami di Tanah Air,”  tambah Kerry.

Pembina Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe Luluk Intarti yang memberikan pendampingan bagi suku Kamoro dalam melestarikan adat sekaligus membantu akses ekonomi, mengatakan, suku Kamoro sampai saat ini masih membuat kesenian ukiran. Namun, ukiran itu hanya ditujukan untuk keperluan upacara adat dan ritual saja. 

Atas alasan itu, kata Luluk, yayasannya ingin memperkenalkan kebudayaan suku Kamoro. Tujuannya agar suku Kamoro bisa lebih berdaya dari sisi ekonomi.

Dia menjelaskan, yayasannya sudah melakukan pembinaan selama 20 tahun lebih. Pendampingan ini diperlukan oleh suku Kamoro karena dengan perkembangan zaman, ssuku Kamoro belum dapat hidup sendiri dengan mengandalkan budayanya. 

“Kami bekerja sama dengan banyak pihak untuk memasarkan hasil kerajinan dari suku Kamoro," ujar dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement