Selasa 21 Aug 2018 15:24 WIB

Warga Sumbawa Barat Masih Trauma

Jumlah pengungsi masih terus dalam pendataan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Angga Indrawan
Kondisi kerusakan rumah akibat gempa berkekuatan 6,9 SR di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Foto: Dok BPBD KSB
Kondisi kerusakan rumah akibat gempa berkekuatan 6,9 SR di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter (SR) yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (21/8) malam, membuat trauma warga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KSB Lalu Muhammad Azhar mengatakan, hampir seluruh warga di KSB memilih tinggal di luar rumah karena rumahnya rusak maupun trauma.

"Hampir semua 100 persen yang mengungsi, mereka kelihatannya masih trauma enggak berani tidur dalam rumah, rata-rata di luar semua. Ada yang rumahnya tidak apa-apa  mungkin trauma dan gempa susulan, itu yang membuat mereka tidak berani tidur di dalam," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id dari Mataram, NTB, Selasa (21/8).

BPBD KSB terus melakukan pendataan jumlah pengungsi, mengingat banyak rumah rusak dengan berbagai tingkatan kategori. 

"Data sementara ada 6.500 rumah rusak, dengan 1.252 rumah rusak berat, sisanya rusak sedang dan ringan. Untuk fasilitas umum masih dalam pendataan," lanjutnya.

BPBD KSB sendiri telah mendirikan posko di Kantor BPBD KSB untuk proses pendataan hingga distribusi bantuan. 

"Bantuan terpal, beras sudah kita distribusi sekadarnya, sekarang kita upayakan logistk lain seperti air mineral dan mie instan," katanya menambahkan.

Ia menilai, kebutuhan mendesak yang sangat diperlukan saat ini ialah terpal, tikar, dan selimut. BPBD KSB, dia katakan, terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB terkait penanganan darurat bencana, termasuk meminta dukungan bantuan.

"Nanti mungkin akan dikirim (bantuan) dari provinsi, karena kan kejadiannya baru kemarin," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement