Senin 20 Aug 2018 18:01 WIB

Asian Games 2018 Momentum Rayakan Persatuan Asia

Spirit of Asia harus terus digaungkan dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan.

Asian Games 2018
Foto: dok. Istimewa
Asian Games 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tengah menjadi sorotan negara-negara di seantero Asia. Pasalnya, saat ini di Jakarta dan Palembang, tengah berlangsung pesta negara-negara Asia Asian Games 2018. Ribuan atlet dari 45 negara beradu teknik dan sportivitas untuk menjadi yang terbaik. Energy of Asia, slogan Asian Games 2018, menjadi roh Asian Games 2018 untuk merayakan keragaman, persaudaraan dan persatuan antar negara Asia.

Hal itu terlihat saat upacara pembukaan yang berlangsung meriah penuh spirit kebersamaan dan persatuan antar negara peserta. Selain itu, di hari pertama penyelenggaraan, Asian Games 2018 berjalan apik penuh jiwa sportivitas dan fair play.

Indonesia berhasil mendulang 1 medali emas dan 1 perak di hari pertama untuk menempati peringkat sementara perolehan medali di urutan keenam. Medali emas Indonesia diraih dari cabang taekwondo melalui Defia Rosmaniar (poomsae perorangan putri), sedangkan perak dari wushu Edgar Zavier Marvelo (cangquan putra). China di urutan teratas dengan 7 emas, 5 perak, dan 4 perunggu, diikuti Jepang dengan 3 emas, 6 perak, 5 perunggu, dan Korea dengan 2 emas, 3 perak, dan 6 perunggu.

Mantan anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq menilai Asian Games 2018 adalah momentum berharga untuk merayakan keragaman Asia di Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman suku bangsa, bahasa, budaya serta agama. Juga sebagai ajang untuk mempererat persatuan dan persaudaraan untuk bersama merasakan kegembiraan dan perjuangan bersama-sama.

“Dengan semboyan Bhinekka Tunggal Ika, berbeda tapi satu jua, Indonesia menjadi tempat yang tepat untuk menguatkan spirit of Asia yaitu sinergitas, sportivitas dan harmoni,” ujar Kang Maman, panggian karib KH Maman Imanulhaq di Jakarta, Senin (20/8)

Menurutnya, spirit of Asia itu harus terus digaungkan dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan negara-negara Asia. Karena itu, ia menolak keras bila penyelenggaraan Asian Games 2018 dikait-kaitkan dengan sentimen agama, apalagi politik.

“Tidak ada sentimen agama, bahkan politik sedikit pun. Malah di Asian Games 2018 menjadi tonggak baru bersatunya dua Korea, Korea Selatan dan Korea Utara yang sepakat memakai satu bendera. Ini luar biasa karena melalui olahraga urusan politik menjadi lebih mudah,” imbuh pria yang juga Ketua Lembaga Dakwah PBNU ini.

Justru, lanjut Kang Maman, Asian Games 2018  adalah alat promosi yang menarik tidak hanya ekonomi, pariwisata dan kuliner, tapi lebih dari itu Asian bisa jadi promosi tentang kehidupan yang harmonis serta kebersamaan melawan arus kebencian, radikalisme dan terorisme.

“Sekali lagi, inilah Asian Games 2018 adalah momentum agar Asia bersatu dalam keragaman menyuarakan nilai persaudaraan dan kemanusiaan agar bisa menyelesaikan berbagai problem konflik, sengketa, bencana alam, radikalisme, dan terorisme. Kalau tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Asia, jangan heran bila kekuatan luar akan mengintervensi dan memgacaukan perdamaian di Asia,” tutur salah satu Jubir pasangan Capres Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement