Senin 20 Aug 2018 14:30 WIB

Warga Sumbawa Mengungsi Akibat Gempa

Warga Sumbawa belum berani masuk ke dalam rumah karena ada gempa susulan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Masjid Al Khairat di Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), NTB, rusak akibat gempa pada Ahad (19/8) siang.
Foto: dok. BPBD KSB
Masjid Al Khairat di Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), NTB, rusak akibat gempa pada Ahad (19/8) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa, Zainal Abidin, mengatakan banyak warga di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungsi akibat gempa yang terjadi pada Ahad (19/8) malam.

"Semalam kejadiannya begitu gempa besar pada keluar, terus ada gempa susulan yang membuat warga trauma dan memilih tidur di lapangan atau halaman rumah," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id dari Mataram, NTB, Senin (20/8).

Ia mengatakan, banyak warga yang masih belum berani masuk ke dalam rumah akibat rasa trauma. Zainal menambahkan, gempa juga mengakibatkan cukup banyak kerusakan rumah maupun bangunan lain di Sumbawa. Namun, angka pastinya masih dalam pendataan. "Yang rumahnya rusak mengungsi di kantor desa atau kecamatan," ujarnya.

Menurutnya, sejumlah pasien juga terpaksa dirawat di luar rumah sakit umum daerah (RSUD) Sumbawa lantaran khawatir dan takut, meski kondisi RSUD Sumbawa masih relatif normal. Akibat gempa semalam, kata dia, empat warga Sumbawa dilaporkan meninggal dunia.

"Korban jiwa ada empat, satu tertimpa bangunan, yang tiga orang mungkin karena kaget dan umur sudah tua sekitar 70 sampai 80 tahun," katanya.

Sementara itu, Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai melakukan pendistribusian bantuan yang tersedia. Tim tersebut juga mendata kerusakan yang terjadi di wilayah tersebut.

“Ini kami sedang distribusikan logistik,” kata anggota Pusdalops BPBD Sumbawa Besar, Adam kepada Republika.co.id, Senin (20/8).

Kendati tersedia bantuan, ia mengatakan, BPBD dan pihak terkait masih kekurangan bantuan di Kabupaten Sumbawa. Ia mengatakan kebutuhan bantuan paling mendesak adalah tenda, terpal, dan logistik.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui kekuatan gempa yang mengguncang Lombok Timur, pada pukul 21.56 WIB, Ahad (19/8) malam. Gempa dipastikan berkekuatan magnitudo 6,9 dari yang sebelumnya disebutkan bermagnitudo 7,0.

BMKG menyebut gempa yang berpusat di 30 km timur Laut Lombok Timur kedalaman 18 Km tersebut merupakan jenis gempa baru dan bukan susulan dari gempa sebelumnya. Gempa tersebut juga berbeda dari gempa sebelumnya yang berkekuatan magnitudo 7 pada 5 Agustus lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement