Sabtu 18 Aug 2018 00:14 WIB

Jabar Komitmen akan Bangun Infrastruktur Besar-besaran

Pemprov Jabar berjanji segera menyelesaikan pembangunan 16 jalan tol dan jalur kereta

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat Iwa Karniwa memberikan sambutan pada acara Paturay Tineung Gubernur Jawa Barat dan Wakil Gubernur Jawa Barat Masa Jabatan 2013-2018, di Aula Barat, Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (13/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat Iwa Karniwa memberikan sambutan pada acara Paturay Tineung Gubernur Jawa Barat dan Wakil Gubernur Jawa Barat Masa Jabatan 2013-2018, di Aula Barat, Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa menyatakan ulang tahun Republik Indonesia ke-73 menjadi momentum bagi Jabar untuk membangun infrastruktur secara besar-besaran. Hal ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk terus mendorong percepatan kesejahteraan rakyat.

“Kita bertekad untuk meningkatkan infrastruktur pembangunan besar-besaran mendukung sepenuhnya Pemerintah Pusat,” ujar Iwa ditemui usai menjadi Pembina Upacara Peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI, Jumat (17/8).

Iwa menjelaskan, yang pertama adalah pembangunan 16 jalan tol. Kedua, melanjutkan dan meningkatkan pembangunan Bandara Kertajati yang dirancang nomor kedua terbesar di Indonesia, bahkan dimungkinkan suatu saat nanti lebih besar dari (Bandara) Soekarno-Hatta.

photo
Suasana bangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5).

Proyek lainnya, kata dia, adalah pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang yang sudah mulai dijalankan. Pelabuhan ini digadang-gadang menjadi pelabuhan peti kemas terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.

Sementara untuk pembangunan ketahanan pangan, kata Iwa, agar Jawa Barat tetap menjadi lumbung padi nasional terus dilakukan pembangunan waduk atau bendungan. “Sekarang sedang membangun mendukung sepenuhnya Pemerintah Pusat adalah (pembangunan) enam waduk. Empat waduk yang sedang on going process,” kata Iwa.

photo
Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan proyek waduk Ciawi, di Kabupaten Bogor, Jumat (15/12). Jokowi ditemani Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Iwa menjelaskan seperti pembangunan Waduk Leuwi Keris. Waduk yang terletak di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya ini untuk meningkatan produktifitas ketahanan pangan dan penyediaan air baku untuk wilayah Ciamis, Tasikmalaya, dan Banjar. Selain itu, ada waduk Sadawarna untuk wilayah Indramayu dan Subang.

“Lalu Waduk Ciawi untuk meningkatkan air baku dan pengendalian banjir, baik itu wilayah Bogor maupun juga lebih utama lagi Jakarta," katanya.

Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar juga membangun Waduk Sukamahi, ini juga dalam rangka pengendalian banjir sekaligus untuk mempertahankan ketahanan pangan di wilayah Bogor. "Serta mengairi supaya sepanjang tahun sawah dan ladang kita itu mendapatkan air,” kata Iwa.

Sehingga, kata dia, diharapkan nanti indeks panen itu dari dua mengarah kepada tiga kali dalam setahun. Termasuk Waduk Matenggeng untuk wilayah Kuningan dan sebagian Cilacap.

Pembangunan infrastruktur lain, kata dia, seperti Kereta Api Cepat dari Jakarta sampai Tegal Luar diharapkan bisa dilakukan dengan lancar. Penetapan lokasi (penlok) pun sudah dilakukan dan secara fisik sudah mulai nampak. 

photo
Suasana pembangunan proyek LRT di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/6). Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, seluruh pengerjaan proyek pembangunan di Jakarta dihentikan mulai Selasa (5/6) menjelang arus mudik lebaran 2018/1439 H, termasuk di sejumlah ruas tol yang tengah dibangun di antaranya Jakarta – Cikampek II (elevated), LRT, serta Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Pengerjaan akan kembali dilanjutkan pada 24 Juni 2018.

Moda transportasi antarkawasan juga terus digenjot pembangunannya melalui Rencana Induk Kereta Api. Kereta Api Cepat nantinya akan tersambung dengan LRT Bandung Raya yang memiliki delapan jalur.

“Sehingga diharapkan nanti Bandung-Tanjungsari bisa 15 sampai 20 menit. Apabila itu (moda transportasi) terintegrasi maka langkah berikutnya transportasi massal akan tersedia buat masyarakat,” kata Iwa.

Hal ini, kata dia, menjadi salah satu solusi moda transportasi antarkawasan terintegrasi yang bisa mengurangi high cost economy terkait logistik. Terlebih dengan adanya Perpres Nomor 45 Tahun 2018 tentang Tata Ruang Cekungan Bandung yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan sebagian Kabupaten Sumedang menjadi langkah monumental.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement