Jumat 17 Aug 2018 09:13 WIB

Upacara di Pos Pengungsian Lombok Barat Berlangsung Khidmat

Para warga menyulap lokasi pengungsian menjadi lapangan upacara

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Warga di pos pengungsian di Dusun Pakel, Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar upacara bendera di pos pengungsian pada Jumat (17/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Warga di pos pengungsian di Dusun Pakel, Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar upacara bendera di pos pengungsian pada Jumat (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ratusan warga terdampak gempa menggelar upacara bendera di pos pengungsian di Dusun Pakel, Desa Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski dengan keterbatasan, upacara berlangsung khidmat.

Para pengungsi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, mengikuti dengan baik upacara HUT Kemerdekaan RI ke-73.

Tak seperti upacara bendera pada umumnya yang dibalut dengan ragam sarana memadai, para warga menyulap lokasi pengungsian menjadi lapangan upacara di samping tenda darurat yang mereka buat.

Penyelenggara upacara, dari pengibar bendera hingga pembina upacara merupakan warga yang tinggal di tenda pengungsian. Sebatang bambu menjadi tiang untuk prosesi penaikan bendera merah.

Pemuda Dusun Pakel, Sulton, mengatakan, upacara bendera yang digelar di pos pengungsian merupakan keinginan warga yang diinisiasi pemuda setempat. Kata dia, hampir seluruh warganya tinggal di pengungsian lantaran rumahnya rusak akibat gempa.

"Ya kita sama pemuda sekitar bersama-sama buat upacara bendera, meski seadanya tapi menjadi upaya biar kita tak larut dalam kesedihan," ujar Sulton kepada Republika.co.id di Dusun Pakel, Lombok Barat, NTB, Jumat (17/8).

Kata Sulton, penyelenggaraan upacara bendera juga memberi banyak makna kepada warga terdampak gempa yang hingga kini masih tinggal di pos pengungsian.

"Kita tidak boleh lupa jasa para pahlawan dahulu yang membuat kita merdeka dari penjajah," ucapnya.

Sulton yang juga tinggal di pos pengungsian bersama keluarga mengatakan, alat-alat untuk upacara bendera merupakan swadaya dari masyarakat sekitar dan juga bantuan dari pihak luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement