REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengerahkan sebanyak empat helikopter untuk mendukung pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho merinci keempat helikopter tersebut terdiri dari tiga helikopter berjenis Bell untuk water bombing dan satu helikopter Bolco untuk water bombing dan patroli setiap hari melakukan pemadaman dari udara.
"Rencana BNPB akan menambah 2 heli lagi," ujar Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataannya, Kamis (16/8).
Menurut Sutopo, karhutla di Kalimantan Barat kondisinya semakin tidak terkendali. Pantauan Satelit Modis hingga Kamis (16/8) pukul 07.00 WIB terdapat 1.061 titik panas atau hotspot dimana 592 titik kategori sedang dan 469 titik kategori tinggi. Jumlah titik panas ini terus meningkat selama sepekan terakhir.
"Asap kebakaran mulai mengganggu masyarakat. Harus segera dipadamkan," kata Sutopo.
Saat ini diketahui wilayah di Kalimantan dan Sumatera mengalami karhutla akibat kemarau. Diperkirakan ribuan hektar lahan telah terbakar akibat karhutla.
Selain di Kalimantan, karhutla juga terjadi di Pulau Sumatra selama beberapa hari terakhir menjelang pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang makin parah. Karena itu dibutuhkan penanganan yang lebih intensif.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru di Pekanbaru, Selasa (14/8) hasil pencitraan satelit yang diperbarui pukul 06.00 WIB menunjukan 169 titik panas (hotspot) di Pulau Sumatra. Titik panas tersebut merupakan indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Riau menjadi daerah paling banyak menyumbang titik panas karena dengan 90 titik. Sumatra Selatan terdata 13 titik, Bangka Belitung 27 titik, Sumatra Utara 22 titik, Sumatra Barat 10 titik, Jambi empat titik, dan Lampung tiga titik.
Khusus di Riau, berdasarkan tingkat keakuratan (level of confidence) di atas 70 persen terdapat 57 titik api yang dipastikan kebakaran. "Rokan Hilir paling banyak titik api karena mencapai 42 titik," kata Kelapa BMKG Pekanbaru, Sukisno.