REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menuturkan, kalaupun juru bicara tim pemenangan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berasal dari kalangan artis, tentunya artis tersebut punya kapasitas dan kapabilitas.
"Artisnya tentu punya kapasitas dan kapabilitas untuk pemenangan Prabowo-Sandiaga. Apalagi di kami juga ada anggota dari artis kan, misalnya di Demokrat dan Gerindra. Bagi kami nggak ada masalah, mau dia artis, pengusaha, atau pengacara," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (14/8).
Meski begitu, menurut Ferdinand, artis lebih tepat ditempatkan sebagai anggota tim kampanye yang langsung menyentuh masyarakat. Mereka berperan mengajak masyarakat memilih paslon yang didukungnya. "Artis karena populer sebaiknya bertugas sebagai tim kampanye," tuturnya.
Ferdinand menambahkan, jumlah jubir untuk Prabowo-Sandiaga tidak akan sebanyak paslon Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut dia, jubir untuk paslon capres-cawapres cukup empat atau lima orang. Kalau banyak bahkan hingga ratusan, akan sulit dikendalikan.
Boleh jadi, jelas Ferdinand, saat menyampaikan ke publik soal program yang akan dijalankan, antara satu jubir dengan yang lainnya menyampaikan sesuatu yang berbeda. "Yang ada nanti a ngomong c, si c ngomong d, nanti yang ada malah amburadul, sehingga suara dari tim pemenangannya jadi enggak jelas," paparnya.
Peran jubir, bagi Ferdinand, memang penting. Jubir mewakili secara langsung pemikiran paslon. Karena itu, seorang jubir sangat fatal jika melakukan sebuah kesalahan saat menyampaikan sesuatu ke publik. "Jubir kalau salah ya bahaya," tuturnya.
Untuk tim kampanye, Ferdinand mengatakan, jumlahnya harus banyak, ratusan bahkan ribuan. Tim inilah yang berkomunikasi secara langsung ke masyarakat di akar rumput. Seorang anggota tim kampanye masih dapat dimaklumi bila melakukan kesalahan saat menyosialisasikan program ke masyarakat.