Selasa 14 Aug 2018 23:51 WIB

Ketua DPR Khawatir Gejolak Lira Turki Berimbas Serius

Gejola ekonomi di Turki dan devaluasi TRY dinilainya berefek ke mata uang lainnya.

Mata uang Turki, lira (ilustrasi)
Mata uang Turki, lira (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan, gejolak ekonomi di Turki seiring terpuruknya kurs lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) harus diantisipasi agar tak berimbas serius ke perekonomian Indonesia. Legislator Golkar itu mengaku waswas karena penurunan kurs lira Turki (TRY) sudah berimbas ke rupiah.

Bamsoet -panggilan akrabnya- menyatakan, nilai tukar USD sudah menembus Rp Rp14.656. Menurutnya, gejolak ekonomi di Turki dan devaluasi TRY telah berefek ke mata uang lainnya termasuk rupiah.

Oleh karena itu Bamsoet meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyiapkan langkah-langkah antisipatif guna meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap USD. “Mengingat melemahnya nilai tukar dolar berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya harga komoditas,” ujar Bamsoet di Jakarta, Selasa (14/8).

Mantan wartawan yang juga pengusaha sukses itu juga meminta BI menjaga stabilitas keuangan negara. Hal yang harus diperhatikan adalah kelancaran pembayaran utang negara dan bunganya yang bertambah akibat devaluasi rupiah.

Selain itu, Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong ekspor barang dan jasa untuk meningkatkan nilai tukar rupiah. Yang tak kalah penting adalah perlunya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggenjot kinerja dalam menarik investasi dan mempermudah layanan bagi investor.

“Lakukan perbaikan layanan investasi dengan mempermudah penanaman modal sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia,” cetusnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement