Senin 13 Aug 2018 23:41 WIB

Kendala Bantuan di Lombok, Ketua DPR: Libatkan Aparat Desa

ada kendala dalam penyaluran bantuan untuk pengungsi di wilayah perbukitan.

Tim gabungan yang terdiri atas TNI, Polri, Basarnas, dan lembaga lain terus melakukan evakuasi dan pencarian korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (13/8).
Foto: dok. Posko PDB Gempa Lombok
Tim gabungan yang terdiri atas TNI, Polri, Basarnas, dan lembaga lain terus melakukan evakuasi dan pencarian korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Bambang Soesatyo memberi perhatian khusus kepada para pengungsi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tinggal di area perbukitan. Sebab, ada kendala dalam penyaluran bantuan untuk pengungsi di wilayah perbukitan di Kabupaten Lombok Utara.

Menurut Bambang, distribusi bantuan untuk Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang di Lombok Utara terkendala kondisi alam yang berbukit-bukit. Oleh karena itu, harus ada koordinasi antara Kementerian Sosial (Kemensos), Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Lombok Utara serta pemda agar kendala yang ada teratasi.

“Libatkan perangkat desa guna mengetahui kebutuhan-kebutuhan secara rinci dari setiap posko pengungsian agar penyaluran bantuan dapat tepat sasaran,” ujar Bamsoet -sapaan akrabnya- di Jakarta, Senin (13/8).

Legislator Partai Golkar itu juga mendorong Kemensos meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan TNI. Menurutnya, TNI sangat bisa diandalkan dalam menyalurkan bantuan hingga daerah terpencil.

“Agar bantuan bisa tersalurkan hingga titik posko pengungsian terpencil yang sulit terjangkau,” ujarnya.

Bamsoet menambahkan, hal penting bagi pengungsi adalah dapur umum. “Agar Kemensos bekerja sama dengan pemda, BPBD dan perangkat desa memperbanyak dapur umum,” tuturnya.

Gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok, NTB pada Minggu lalu (5/8). Hingga saat ini, korban jiwa akibat lindu  yang diikuti ratusan gempa susulan itu sudah melebihi 400 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement