Senin 13 Aug 2018 19:24 WIB

Anak-Anak Muda Lombok Utara Kerja Sama Jalankan Dapur Umum

Tidak ada perempuan dan ibu-ibu di dapur umum itu, melainkan hanya anak-anak muda.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Qommarria Rostanti
Anak-anak muda memasak dan distribusi makanan dari Dapur umum di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (13/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Anak-anak muda memasak dan distribusi makanan dari Dapur umum di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Anak-anak muda di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), patut mendapat apresiasi. Bagaimana tidak, puluhan pemuda dusun tersebut bekerja sama menjalankan dapur umum.

Mulai dari membeli bahan baku masakan, memasak, hingga mendistribusikan makanan kepada para korban gempa mereka lakoni. Salah seorang pemuda, Ismaid (30 tahun), mengatakan mereka juga terdampak gempa dan tinggal di pengungsian. Namun, 50 sampai 60 pemuda yang tinggal di posko pengungsian tersebur sepakat untuk mengurus dapur umum.

"Ini pemuda semua yang di dapur umum, tidak ada perempuan dan ibu-ibu," ujarnya kepada Republika.co.id di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB, Senin (13/8).

Menurut Ismaid, para perempuan dan ibu-ibu yang ada di tenda pengungsian tidak bisa maksimal mengurus dapur umum karena masih trauma. Terlebih lagi, mereka juga harus mengurus anak-anak.

"Semua orang ketakutan saat gempa. Semua orang mengungsi di sini, kita berpikir anak-anak muda harus berbuat," kata dia.

Ismaid mengatakan, saat malam kejadian, warga tinggal dengan peralatan seadanya. Bahkan tak sedikit yang tidur di aspal jalan. Para pemuda berpikir tentang apa yang akan mereka makan esok hari.

"Kemudian kami kumpulkan uang, patungan, beli bahan-bahan makanan ke Mataram," ujarnya.

Dia menyebut, para pemuda mulai membagi tugas. Beruntungnya, para pemuda di dusun ini memiliki pengalaman cukup karena bekerja menjadi juru masak di Gili Trawangan. Keahlian ini sangat membantu ketika menyajikan makanan. Dengan keterbatasan bahan, mereka bisa menghasilkan aneka ragam makanan yang menarik untuk lebih dari 600 jiwa dari 150 kepala keluarga di wilayah tersebut.

"Kami banyak yang kerja di restoran di Trawangan, jadi mau masakan apa saja insya Allah bisa asalkan ada bahannya," kata Ismaid.

Ismaid menilai, kebutuhan makanan untuk orang dewasa di wilayahnya cukup aman. Dia justru menyoroti pasokan makanan untuk anak-anak dan bayi yang belum begitu maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement