REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat terdapat 109 menara base transceiver station (BTS) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masih belum bisa digunakan. Ratusan menara BTS ini terkena dampak sejumlah gempa bumi susulan yang melanda Lombok.
"Pemulihan base station yang terdampak gempa masih terkendala pasokan listrik PLN dan hambaran distribusi BBM untuk genset. Base station di Gili Meno sudah bisa digunakan kembali setelah dilakukan penggantian receiver modul," kata Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Noor Iza dalam keterangan persnya yang diterima Senin (13/8) pagi.
Ia mengungkapkan, di Bayan dan Sembalun Lombok Utara, menara BTS kembali bisa digunakan setelah didukung pasokan listrik dari genset portabel yang disiapkan oleh operator telekomunikasi. Upaya operator telekomunikasi untuk pemulihan layanan dilakukan pula dengan cara mobilisasi radio power ke Lombok Utara.
Selain itu, operator telekomunikasi juga melakukan integrasi jaringan yang menghubungkan pulau lain agar bisa tetap memberikan layanan telekomunikasi kepada pelanggan seluler di Lombok dan Bali. Satu unit mobile BTS juga dioperasikan di Tanjung Teros, Lombok Utara.
Menurut Noor Iza, upaya perbaikan menara BTS di beberapa daerah terdampak relatif parah karena gempa bumi belum bisa dilakukan. "Karena pertimbangan keselamatan dan keamanan yang ditetapkan pihak berwenang," ujarnya.
Sejak Senin (13/8), tercatat sudah 835 dari 944 base station 2G, 3G dan 4G yang terdampak gempa sudah pulih dan bisa digunakan untuk melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat.