REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah belum memerlukan bantuan asing untuk menangani dampak gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, siapapun bisa memberikan bantuan mengingat masyarakat memang membutuhkan.
"Ya kita terbuka menerima bantuan karena masyarakat di sana memerlukan. Tapi kita sendiri juga masih mampu mengatasi itu dalam membangun kembali rumah-rumah yang rusak nanti," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/8).
Presiden berjanji melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi terhadap bangunan fisik yang hancur setelah masa tanggap darurat selesai. Jokowi meminta jajarannya untuk terus memberikan laporan terkait dengan perkembangan terakhir di Lombok. Presiden sebelumnya berencana meninjau langsung penanganan dampak gempa ke Lombok.
"Nanti mungkin saya karena ini masih ada gempa-gempa saya disarankan ke sana hari Minggu atau Senin atau Selasa," katanya.
Faktor keamanan menjadi pertimbangan utama ditundanya kunjungan kerja Presiden ke wilayah yang terdampak gempa. "Kita masih lihat suasana di sana karena hampir tiap hari selalu ada gempa yang bukan gempa kecil, kemarin 6,2 sebelumnya ada 6,5 (SR)," katanya.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Lombok Terus Bertambah
Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, jumlah korban meninggal dunia hingga Kamis (9/8) sore mencapai 259 orang. Korban yang tertimpa reruntuhan diperkirakan masih ada dan upaya evakuasi masih dilanjutkan.
Korban meninggal dunia tersebar di wilayah Lombok, NTB dan Bali. Data BNPB menunjukkan sebanyak 212 korban meninggal dunia berada di Lombok Utara. Di Lombok Barat, korban tewas mencapai 26 orang, Lombok Timur 11 orang, Kota Mataram enam orang, Lombok Tengah dua orang, dan Kota Denpasar dua orang.
Sebanyak 1.033 orang luka berat dan masih dirawat inap di rumah sakit dan puskesmas. Pengungsi sebanyak 270.168 orang yang tersebar di berbagai tempat. Adapun kerusakan fisik meliputi 67.857 unit rumah rusak, 468 sekolah rusak, enam jembatan rusak, tiga rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak.
“Data ini masih data sementara. Korban meninggal dunia, luka-luka, dan kerusakan akibat gempa masih akan bertambah,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis sore (9/8).
Sutopo menerangkan ribuan personel dikerahkan dalam penanganan gempa. Sebanyak 21 alat berat dikerahkan untuk memudahkan evakuasi korban. Alat berat tersebut terdiri atas eskavator, dozer, dump truk, loader, trailer, dan mobile crane. Alat berat, kata Sutopo, akan terus ditambah dari wilayah sekitar dan ditambah bantuan swasta.
“Tim SAR Gabungan dari Basarnas. TNI, Polri, ESDM, dan relawan terus melanjutkan pencarian korban,” katanya.