Jumat 10 Aug 2018 13:17 WIB

Haru Khotbah Jumat Bagi Warga Lombok

Ibadah shalat Jumat dilakukan dengan sarana seadanya.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok  Utara menggelar shalat Jumat perdana pascagempa di lapangan terbuka, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Warga Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara menggelar shalat Jumat perdana pascagempa di lapangan terbuka, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Musibah bencana gempa bumi tak membuat warga Lombok Utara lalai menunaikan kewajiban shalat Jumat. Pantauan Republika.co.id di lapangan, sejumlah lapangan terbuka, areal pengungsian, hingga jalan digunakan bagi korban gempa bumi untuk menjalankan ibadah shalat Jumat dengan sarana seadanya.

Seperti di pelataran Masjid Nurul Hikmah di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Warga tampak khusyuk menjalankan prosesi ibadah shalat Jumat. Selain menggunakan terpal sebagai alas, pemuda sekitar membagikan koran kepada jamaah yang tidak kebagian tempat.

Rendi misalnya. Pemuda berusia 23 tahun itu mengaku begitu terharu. Sebab, kata dia, hampir semua jamaah kehilangan rumah, dan tak sedikit yang keluarganya menjadi korban akibat gempa.

"Sedih rasanya, ini shalat juga seadanya, untung masih ada sarung bersih yang kita pakai," katanya kepada Republika.co.id di Lombok Utara, NTB, Jumat (10/8).

Shalat Jumat sendiri dipimpin Tuan Guru Haji (TGH) Lalu Muksim Mukhtar yang menjadi imam dan khatib. Muksim mengajak jamaah melantunkan al Fatihah kepada korban meninggal dunia akibat gempa. Ia juga mengajak warga Lombok Utara senantiasa menghadapi musibah ini.

"Ujian adalah sunatullah sebagai pembelajaran bagi kita," lanjutnya.

Allah SWT, kata dia, menyampaikan, bahwa Allah SWT menguji manusia dengan rasa takut dan rasa lapar, agar selalu ingat dengan yang maha kuasa. Muksim mengajak jamaah mengambil hikmah dari musibah ini.

"Kita sedih tapi kita yakin pernah bahagia, kesedihan kita tidak sebanding dengan kebahagiaan yang Allah berikan. Kesempitan kita tak sebanding dengan kelapangan yang diberikan. Kita terima kesusahan sebagaimana juga kita menerima anugerah dari Allah SWT yang sangat banyak," katanya.

Di akhir khotbah, dia berdoa semoga musibah yang menimpa warga Lombok segera berlalu. Tak sedikit jamaah yang menitikan air mata saat shalat hingga setelah shalat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement