REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Muhammad Romahurmuziy mengungkapkan, Partai Demokrat sempat mengontak partai koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi). Demokrat melakukan komunikasi sebelum pengumuman Kiai Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Jokowi pada pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Menurut dia, perwakilan partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyatakan kemungkinan bergabung mendukung Jokowi. "Komunikasi ada, terakhir sekotar pukul 14.00 WIB yang menyampaikan dari Demokrat. Kami terima informasinya dari Pak SBY," kata lelaki yang kerap disapa Romi itu, sesaat setelah pertemuan di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).
Rais 'Aam PBNU Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (9/8). (Antara)
Perihal SBY tak mau mengaku, lanjut dia, menjadi urusan ketua umum Demokrat tersebut. Romi mengatakan, dalam komunikasi terakhir, SBY menyampaikan 50 persen kemungkinan Partai Demokrat akan bergabung.
Namun, hingga pengumuman cawapres, tak ada sinyal lanjutan dari Partai Demokrat. "Kemudian tidak ada konfirmasi lagi setelah jam 2, sudah kami putuskan. Tentu kami tak bisa menunggu lagi. Ini injury time," kata Romi.
Menurut dia, secara teori masih ada peluang bagi Partai Demokrat untuk bergabung. Namun secara politis, kata dia, sudah tidak mungkin.
Sementara itu, Prabowo Subianto telah mengumumkan Sandiaga Uno sebagai cawapres pada Kamis (9/8) malam. Pasangan Prabowo-Sandiaga diusung oleh Gerindra, PKS, dan PAN.