Kamis 09 Aug 2018 18:13 WIB

Tunggakan Peserta BPJS Bantul Capai Rp 12 Miliar

Hingga Juni 2018, peserta penunggak BPJS total sebanyak 29.312 jiwa.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
BPJS
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
BPJS

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sejumlah masyarakat di Bantul menyadari akan pentingnya kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun, saat ini, masih terdapat sejumlah masyarakat yang belum menunaikan kewajiban untuk membayar iurannya.

Kepala BPJS Area Yogyakarta yang membawahi area Kota Yogyakarta, Bantul dan Kulonprogo, Dwi Hesti Yuniarti mengatakan, hingga Juni 2018, peserta penunggak BPJS total sebanyak 29.312 jiwa. Penunggak itu terbagi dalam kelas fasilitas kesehatan (faskes) I sebanyak 6.398 jiwa, kelas II sebanyak 7.502 jiwa dan kelas III sebanyak 15.422 jiwa. 

“Total besaran tagihan tertunggak sebanyak sekitar Rp 12 miliar,” kata Hesti, Kamis (9/8). Menurutnya, tunggakan masyarakat ini disinyalir karena beberapa persoalan, seperti seseorang yang sebelumnya tidak ikut kepesertaan BPJS tiba-tiba sakit dan baru mengurus BPJS.

Padahal, tagihan yang harus dibayarkan BPJS tiap bulan di berbagai pelayanan kesehatan diproyeksikan sebanyak Rp 157,5 miliar. Dari sekian ini, lanjutnya pendapatan yang diperoleh BPJS dari premi iuran adalah sekitar Rp 43,6 miliar. 

Di satu sisi, lanjutnya, dibandingkan dengan kabupaten  lain, kepesertaan BPJS untuk kabupaten Bantul terbilang tinggi. Kepesertaan BPJS di Bantul mencapai 92 persen. Saat ini, terdapat 853.240 jiwa yang telah terdaftar dan sisanya 73.941 jiwa belum terdaftar menjadi peserta BPJS.

Sementara, total jumlah warga miskin yang terdata pada Mei 2018 sebanyak 449.446 jiwa. Dari sekian ini yang terdaftar BPJS sebanyak 296.556 jiwa dan yang belum terdaftar sebanyak 152.940 jiwa.

Terkait dengan tingginya antusiasme masyarakat dalam kepesertaan BPJS, Bupati Bantul, Suharsono mengaku mengapresiasi pada masyarakat Bantul yang dianggap memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya jaminan kesehatan. "Saya sangat mengapresiasi atas adanya 92 persen masyarakat Bantul yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS,” kata Suharsono.

Ia pun berharap, sosialisasi untuk menuju Universal Health Coverage (BPJS) dapat dimaksimalkan karena tinggal sedikit lagi untuk menuju 95 persen. Selain itu, Suharsono juga berharap BPJS dapat bersinergi dan bekerjasama dengan Puskesmas di Bantul karena puskesmas di Bantul saat ini memiliki layanan online yang dapat lebih mempercepat pelayanan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement