REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- KRI Soeharso milik TNI AL yang menjadi salah satu tempat penanganan korban gempa bumi 7 SR di Lombok, NTB. Rumah Sakit di atas KRI Soeharo sedianya ikut menjadi tempat operasi korban yang mengalami patah tulang.

Tim Medis Universitas Hasanuddin dan Tim Medis Surabaya melakukan penanganan operasi di KRI Soeharso sejak Selasa (7/8). Puluhan pasien juga dimobilisasi ke KRI Soeharso untuk menunggu di dioperasi. Pada hari kedua penanganan, Panglima TNI, Kapolri, dan Menteri Kesehatan mendatangi KRI Soeharso untuk meninjau langsung penanganan korban.

Kapolri, panglima TNI dan Menkes mengunjungi tim medis Unhas yg melaksanakan operasi terhadap korban gempa Lombok di atas KRI Soeharso

Kepala Unit Humas dan Protokoler Unhas, Ishaq Rahman mengatakan, sebanyak 46 pasien telah dioperasi. Pada Rabu (8/8) ditargetkan 10 pasien akan ditangani oleh Tim Medis.  “Panglima TNI dan rombongan juga melihat ruang operasi. Namun, karena tidak menggunakan pakaian standar, ketiga pejabat menunggu di luar,” kata Ishaq.

Dalam pertemuan tersebut, Ishaq mengatakan, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan penghargaan atas kesediaan tim medis menangani para korban. Panglima juga meminta agar seluruh tim medis tetap menjaga semangat menjalankan tugas kemanusiaan.

Tim bantuan medis Universitas Hasanuddin dipimpin Prof Dr Idris Paturusi, mulai melaksanakan operasi terhadap sejumlah korban luka dan patah tulang akibat gempa Lombok.

Ishaq mengatakan, KRI Soeharso baru saja datang dari Surabaya untuk memudahkan penanganan korban. KRI Soeharso merupakan Kapal Rumah Sakit yang memiliki fasilitas memadai untuk menangani korban bencana.

Tercatat sudah 381 korban meninggal dalam peristiwa ini. Gempa di NTB pun diusulkan menjadi bencana nasional. BNPB menyatakan, hingga penanganan bencana hari ketiga terdapat 42.239 rumah rusak dan 458 unit sekolah rusak.

Ikuti Whatsapp Channel Republika